TRIBUNTRAVEL.COM - Turbulensi merupakan satu fenomena yang umum terjadi selama penerbangan.
Turbulensi biasanya membuat penerbangan terasa berguncang-guncang sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penumpang.
Bahkan tak sedikit penumpang merasa was-was saat pesawat mengalami turbulensi.
Namun, turbulensi banyak disalah artikan.
TONTON JUGA :
Sama seperti angin, turbulensi bukanlah hal yang ada atau tidak ada, melainkan merupakan sebuah spektrum.
Sehingga, turbulensi tidak bisa dilihat secara kasat mata, tetapi bisa dirasakan.
Terkadang, turbulensi bisa berlangsung dengan kuat, di lain hari, turbulensi terasa lebih 'selow'.
• Panduan Lengkap ke Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta untuk Liburan Akhir Pekan
• Info Lengkap Harga Tiket Masuk Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
• 5 Maskapai yang Gunakan Kain Motif Batik dan Songket untuk Seragam Pramugari
Lalu, apakah pilot bisa mendeteksi adanya turbulensi?
Dikutip TribunTravel.com dari laman mentalfloss.com, pilot mengandalkan prakiraan cuaca untuk mendeteksi tempat-tempat terjadinya turbulensi.
Yang namanya prakiraan, tentu itu hanyalah sebuah prediksi, yang belum tentu bisa memastikan apakah turbulensi benar-benar terjadi atau tidak.
Prakiraan cuaca membantu pilot untuk tetap waspada dan berjaga-jaga.
Selain itu, turbulensi bisa terjadi secara meluas maupun terpusat atau hanya ada di tempat-tempat tertentu.
Pilot biasanya mendeteksi adanya turbulensi lokal maupun serius dari tiga hal seperti berikut.
1. Awan Cumulus