Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Serasi dengan Alam, Ini 7 Tradisi Suku Baduy yang Perlu Traveler Tahu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terik siang memayungi perkampungan Baduy Luar

Usai menggali liang kubur, warga Baduy Luar akan meratakan lahan kuburan ke bentuk semula.

Selang tujuh hari, mereka akan membiarkan lahan tersebut ditumbuhi tumbuhan, bahkan memakai lagi lahan tersebut buat berladang.

6. Belum pernah dilanda krisis pangan

Suku Baduy Luar tidak menanam padi di sawah atau lahan basah, tetapi di ladang yang relatif kering.

Akibatnya, jenis padi yang dihasilkan pun berbeda dengan padi-padi pada umumnya.

Padi ini dikenal sebagai padi huma atau gogo.

Selain ditanam di lahan kering, padi huma tidak diberi pupuk kimia sama sekali.

Usai panen raya, padi-padi ini disimpan hanya untuk kebutuhan keluarga di sebuah lumbung yang dinamakan leuit.

Konon, gabah yang disimpan di leuit mampu bertahan hingga satu abad karena tiadanya kandungan air sama sekali.

Ini sebabnya, belum pernah ada catatan krisis pangan yang dialami suku Baduy Luar.

7. Panen madu dan durian sesuka hati

Bila buah durian diburu oleh begitu banyak orang di perkotaan, di kampung-kampung Baduy, sang raja dari segala buah ini dapat dengan gampang dijumpai pohonnya.

Berdasarkan pantauan KompasTravel, buah-buah durian berserakan dan membusuk tanpa ada yang memungut di beberapa lokasi yang sulit dijamah, seperti di tepi hulu Sungai Ciujung.

Selain durian, suku Baduy Luar juga menjajakan madu hutan.

Terdapat dua jenis madu baduy yang dijajakan, yakni madu biasa dan madu hitam.

Halaman
1234