Ada daun kaca piring buat meredakan demam, daun berenuk untuk sakit kepala, pangkal sirih sebagai obat mata, hingga pangkal tangkai daun salak yang mujarab menyumbat diare.
"Semua jenis tanaman obat harus diminum dengan air mentah," terang Jakam, warga Baduy Luar yang menetap di Kampung Cicakal, kepada KompasTravel.
3. Memasak dengan kayu bakar
Kayu bakar menjadi salah satu bahan pokok yang mesti dipenuhi untuk kebutuhan sehari-hari suku Baduy Luar.
Meski sudah mengenal praktik membeli makanan dari luar kampung, suku Baduy Luar masih memakai cara tradisional dalam mengolahnya, yakni menggunakan kayu bakar.
Oleh sebab itu, stok kayu bakar harus selalu tersedia di dapur maupun bagian belakang rumah.
• 6 Hal yang Perlu Kamu Siapkan Sebelum Liburan ke Desa Adat Baduy
• 5 Kuliner Khas Suku Baduy yang Jarang Diketahui, Cicipi Pasung Merah hingga Apem Putih
• Hidup Sederhana di Pedalaman Banten, Suku Baduy Tolak Bantuan Dana Desa Senilai Rp 2,5 Miliar
4. Arsitektur kukuh tanpa semen
Bahan-bahan konstruksi semacam batu bata atau semen yang lazim digunakan di kota tidak akan ditemui di perkampungan Baduy Luar.
Fungsi semen dan batu bata digantikan oleh kayu, bambu, dan bahan-bahan alami lainnya.
Potongan-potongan kayu dipakai untuk menopang rumah, anyaman bambu digunakan sebagai lantai dan dinding rumah.
Sementara bilah-bilah bambu bahkan sanggup dirangkai membentuk jembatan besar yang melintangi sungai.
Untuk merekatkan bahan-bahan tadi, warga Baduy Luar menggunakan serat rotan atau serat kayu yang dapat dengan mudah diperoleh dari hutan.
5. Mengebumikan jenazah tanpa kuburan
Sama seperti penduduk di kota, suku Baduy Luar juga punya lahan untuk pemakaman jenazah.
Namun, lahan itu berada di belantara hutan dan tidak diberi tanda seperti gundukan atau tancapan batu nisan sebagaimana lazimnya.
Baca tanpa iklan