Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Budaya Suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nostalgia Masa Lalu Bersama Suku Osing

Dari sekadar mampir untuk minum kopi, sampai menikmati sejuknya hawa pegunungan dan indahnya pemandangan alam, dengan latar belakang gunung Raung dan gunung Ijen, semua tersaji di Kemiren.

Banyak rumah penduduk yang berfungsi sebagai guest house yang bisa disewa dengan harga terjangkau apabila ingin bermalam.

Sebuah hotel bintang juga sudah berdiri tepat di samping obyek wisata Osing.

Menikmati keramahan warga sekitar tentu akan membuat kita nyaman dan rileks berada di Desa ini.

Kita bisa menikmati alunan musik gandrung, sambil minum kopi di beberapa kedai yang ada.

Salah satunya adalah Kedai Kopi Jaran Goyang.

Lewatkan pagi atau sore ditemani kopi Kemiren yang khas, dipadu dengan jajajan khas Kemiren yaitu kue Kucur (Cucur, di kota lain di Pulau Jawa).

Pada pagi hari bisa menikmati hamparan sawah yang segar, serta bisa juga melihat aktifitas masyarakat sekitar membuat Kucur, membuat gamelan dan bisa juga ikut mencoba menggoreng dan menumbuk kopi.

Semua tersaji lengkap dengan suasana pedesaan yang khas dan bersahabat.

Kapan datang ke Kemiren?

Konon, Desa Kemiren pernah terserang wabah penyakit yang sulit diobati, yang hanya bisa hilang jika diadakan ruwat desa.

Tradisi ini masih terjaga hingga kini. Setiap hari kedua Idul Fitri, digelar acara ritual Idher Bumi yang bertujuan untuk mengusir penyakit.

Acara ruwat ini menampilkan sebuah seni pertunjukan barong.

Selain itu digelar juga sebuah pertunjukan barong dan juga ritual Tumpeng Sewu yang menyajikan makanan khas Tanah Osing yaitu pecel pitek.

Makanan dengan bahan dasar ayam kampung yang dipanggang dan diberi bumbu parutan kelapa super pedas. 

Halaman
123