Orang-orang Osing adalah masyarakat Blambangan yang tersisa.
Sebagai keturunan kerajaan Blambangan, suku osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura dan Bali).
Keberadaan budaya dan kesenian suku osing mendapat mendapat tempat di hati masyarakat, tumbuh subur dan terus berkembang di Banyuwangi sampai sekarang.
8. The Sunrise of Java
Ini adalah sebutan baru untuk Banyuwangi.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggunakan tagline baru tersebut untuk mempromosikan Banyuwangi sebagai destinasi wisata.
Sebutan ini menggambarkan bahwa Banyuwangi merupakan tempat terbitnya mentari pagi pertama di Pulau Jawa.
Di saat orang-orang di kota lain di pulau Jawa masih terlelap dalam tidurnya, masyarakat Banyuwangi sudah menikmati hangatnya sinar mentari pagi.
Letak Banyuwangi yang berada di ujung paling timur Pulau Jawa, sangat pas dengan dengan jargon ini.
Karena tidak ada satu pun daerah lain di Pulau Jawa yang bisa mengklaimnya selain Banyuwangi.
9. Banyuwangi Kota Kopi
Kopi Banyuwangi telah diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.
Kualitas kopi Banyuwangi berada di peringkat empat setelah Jamiaca, Hawai dan Toraja.
Selain itu Kopi Banyuwangi memiliki cita rasa yang khas dan unik, terutama kopi yang dihasilkan dari perkebunan yang berada di sisi timur dan sisi barat Gunung Ijen.
Sebutan Kota Kopi atau The City of Coffee ini jika dimasyarakatkan, akan menjadi sebutan pertama dan satu-satunya bagi kota di Indonesia.
Bahkan belum ada satu pun kota di Indonesia yang mempunyai julukan atau sebutan sebagai Kota Kopi.
Sebagai Kota Kopi, Banyuwangi punya slogan 'Sekali Seduh, Kita Bersaudara'.
Ini menunjukkan bahwa kehangatan secangkir kopi mampu menjadi perekat kebersamaan, meskipun satu sama lain tidak saling mengenal sebelumnya.
• Mengenal Rowo Bayu Banyuwangi yang Namanya Disebut Dalam KKN Desa Penari
• Dikaitkan dengan Kisah KKN Desa Penari, Ini Potret Rowo Bayu Banyuwangi
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)