Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Pesut Mahakam, Ikon Kalimantan Timur yang Terancam Punah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ikan pesut, ikon Kalimantan Timur yang terancam Punah

TRIBUNTRAVEL.COM - Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menajdi satu di anatara dua lokasi yang telah dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ibu kota baru.

Sedangkan lokasi lain ibu kota baru adalah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Ternyata, lokasi ibu kota baru tersebut memiliki hewan langka penghuni Sungai Mahakam yang membentar di tengah Kutai Kartanegara.

Dikutip TribunWow.com dari menlhk.go.id, yakni pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), satwa identitas atau maskot Kalimantan Timur yang menjadi ikon dan daya tarik wisata.

5 Penginapan Murah di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan paus yang hidup di laut, pesut Mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis.

Tonton juga:

Pesut Mahakam mempunyai kepala berbentuk bulat dengan kedua matanya yang kecil.

Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah serta tidak memiliki pola khas.

Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini terutama terdapat pada tiga sungai besar di Asia Tenggara yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy.

Keberadaan pesut Mahakam ternyata juga bermanfaat bagi nelayan dalam menentukan lokasi dan waktu untuk mencari ikan.

Sedangkan dalam ekologis, pesut Mahakam juga dapat berperan sebagai indikator kualitas lingkungan hidup.

Namun sayang, pesut Mahakam kini berada dalam kondisi kritis atau sangat terancam punah.

Fakta Menarik Kalimantan Timur, Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia

Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur, Bagaimana dengan Industri Pariwisata?

Sehingga cepat atau lambat, satwa liar maskot Kalimantan Timur ini akan mengalami kepunahan.

Di tahun 2018, populasi pesut Mahakam telah menyentuh angka di bawah 100 ekor yakni hanya 80 ekor, dikutip TribunWow.com dari TribunKaltim.co, 24 Agustus 2018.

Aktivis Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) menyebutkan, 64 persen kematian pesut akibat terperangkap rengge atau alat tangkap tradisional.

Halaman
12