Besarnya potongan daging tersebut tidak lantas membuat daging alot karena berasal dari kambing muda. Satu hal lagi yang membuat sate ini begitu spesial adalah tidak bau prengus.
Penggunaan jeruji sebagai tusuk sate bukanya tanpa alasan. Dengan dipanggang menggunakan besi bisa menghantarkan panas ke dalam daging, sehingga dagingnya bisa matang sempurna.
Satu porsi sate klathak disajikan bersama nasi dan kuah gulai. Jika anda menginginkan cita rasa pedas, tinggal menggigit cabai rawit yang disediakan di atas meja makan.
Biasanya, secangkir teh nasgitel (panas,legi, kentel) dengan gula batu, akan menjadi pelengkap menikmati lezatnya sate ini.
3. Sate Sor Talok
Di daerah Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul terdapat beberapa warung sate yang cukup terkenal, dan satu diantaranya adalah warung sate "Sor Talok".
Sor adalah kependekan dari Ngisor yang berarti bawah, dan talok adalah sebutan masyarakat jawa terhadap buah kersen.
Warung makan yang berada di Dusun Code, Kelurahan Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul tersebut cukup terkenal di kalangan masyarakat Bantul.
Karena kelezatan olahan daging kambingnya, Bondan Winarno dan beberapa pesohor lainnya pernah mampir di sana.
Sate kambing adalah menu andalan tempat makan yang satu ini. Seperti sate klathak, sate kambingnya ditusuk menggunakan ruji baru kemudian dibakar di atas arang.
Jika sate klathak disajikan tanpa bumbu, untuk sate Sor Waru ini disajikan bersama sambel kecap.
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Penggunaan jeruji sepeda untuk membakar sate bertujuan membuat daging matang hingga bagian dalam, karena besi bersifat menghantarkan panas.
Sambel kecap yang terdiri dari potongan bawang merah, cabai rawit, merica bubuk, dan kecap berpadu pas dengan gurihnya daging kambing.
Sate disajikan tidak dengan tusuknya, tetapi telah dilepas dan disajikan di atas piring.
Selain disajikan bersama sambal kecap, disediakan pula irisan kobis, mentimun, dan tomat yang membuat rasa sate lebih segar.
Baca tanpa iklan