Ia terlihat dari kebanyakan penduduk Purbalingga lebih sering didapati memajang tokoh-tokoh tersebut di rumah mereka.
Menurut dia, ketika masyarakat berani memasang tokoh itu, mereka berusaha mencitrakan dirinya seperti tokoh itu.
Dengan memasang wayang Semar misalnya, berarti seorang merasa harus berwatak sabar seperti karakter Semar.
“Kalau Wisanggeni, dewa yang garis tengah, kalau salah ya salah kalau benar ya benar, bahkan saat Bethara Guru melenceng dari undang-undang, Wisanggeni adalah pengingat,"katanya
Tidak hanya wayang di belakang rumahnya, ia juga merevitalisasi sebuah bunker bawah tanah.
Dulunya, bunker itu konon adalah tempat persembunyian masyarakat ketika tentara Jepang ingin menjarah bahan pangan yang dimiliki warga.
Bunker itu kini disulap semacam museum mini yang menyimpan berbagai perkakas kuno.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, Umah Wayang ini merupakan destinasi wisata edukasi sebagai sarana pembelajaran bagi siswa.
Khususnya edukasi terkait tokoh pewayangan, termasuk perangkat gamelan dan proses pengrajin membuat wayang.
“Rumah ini bisa menjadi destinasi wisata untuk mempelajari tokoh pewayangan, belajar bareng bagaimana membuat wayang, dan bisa kenal lebih dekat warisan budaya dunia asli Indonesia ini,” katanya saat mengunjungi rumah wayang.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wisata Edukasi, Belajar Karakter Wayang di Umah Wayang Desa Selakambang Purbalingga