TRIBUNTRAVEL.COM - Kapal motor yang membawa saya dari Kota Larantuka tiba juga di Pelabuhan Tobilota, Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ini merupakan pengalaman pertama saya berkunjung ke pulau yang berada di seberang Pulau Flores.
Dengan sebuah sepeda motor, saya kemudian berkendara ke Kampung Horowura di Desa Horinara, Kecamatan Kelubagolit, Adonara bagian timur.
TONTON JUGA
Tujuan saya untuk menyaksikan pementasan seni budaya dari Sanggar Nara Baran di wilayah tersebut.
Menurut informasi dari kawan saya, Erik Langobelen, sanggar ini merupakan salah satu komunitas yang serius dan tekun merawat kekayaan kultural mereka.
Termasuk mewariskan kepada anak cucu.
Dan saya pun tiba tepat waktu.
Sore hari, sekitar pukul 16.00 suguhan kebudayaan pun dimulai. Dengan tradisi Dolo-dolo sebagai titik penggeraknya.
Hari itu, Sabtu (29/6/2019), warga Horowura, Desa Horinara, Kecamatan Kelubagolit, Adonara berkumpul bersama di lapangan guna mementaskan kekayaan bersastranya.
Rupanya itu merupakan bagian dari rangkaian "Revitalisasi Sastra Berbasis Komunitas" yang mendapat dukungan dari Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di sini, tarian Dolo-dolo tak hanya sekadar dilihat sebagai tarian biasa tetapi mengandung filosofi dalam ragam geraknya.
Makanya, Dolo-dolo adalah juga teks atau sastra itu sendiri.
Sebab, ada syair yang dilantunkan di dalamnya.
Ada kecakapan bersastra yang digemakan dalam gerak dan irama tarian.