Didit menuturkan, telur asin original hanya melalui proses perebusan dalam jangka waktu tertentu setelah dilakukan proses pengasinan.
Untuk varian lainnya, mereka menambahkan proses lanjutan pada telur yang sudah diasinkan.
"Untuk telur asin panggang, setelah direbus, telur kemudian dioven hingga kadar air berkurang," ucapnya.
Sama halnya dengan telur asin panggang, pada proses pembuatan telur asin pindang juga diawali dengan perebusan telur dahulu yang sudah diolesi bumbu rempah-rempah.
Di antaranya daun salam, lengkuas, kunyit dan daun sereh yang dihaluskan agar rasanya berbeda-beda.
Setelah itu telur kemudian dimasukkan mesin oven.
Sedangkan untuk varian telur asin asap, tahapannya yakni setelah telur direbus, kemudian dimasukkan ke dalam kotak besi yang di bawahnya sudah menyala bara api dari batok kelapa.
Varian ini terlihat paling coklat kehitaman dan mengkilap.
Cita rasa telur asin asap lebih kering dan ada rasa sangit atau smooky.
"Untuk telur asin asap, kami pakai batok sebagai bara apinya. Rasanya ada sangit smooky-nya," paparnya.
Seorang penjual telur asin asli Brebes, Kartowi (50) mengatakan, seluruh varian telur asin disediakannya di kios yang berdiri di tepi jalan Pantura agar banyak pilihan bagi pembeli.
Hanya saja dari pengalamannya, mayoritas pembeli lebih menyukai telur asin original.
"Ada yang beli varian original, panggang, asap juga. Tapi kebanyakan pembeli itu mencari yang original. Mungkin karena sudah terbiasa," katanya.
Dalam seminggu, lanjutnya, dirinya minimal enam kali kulakan telur asin dari pengrajin secara langsung.
Menjelang Lebaran ini, dirinya pun menambah stok agar tidak kehabisan saat diburu pemudik.
Baca tanpa iklan