Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pendaki Ceritakan Kondisi Mencekam Kemacetan di Gunung Everest: Tak Ada Pilihan Selain Melanjutkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalur pendakian gunung Everest di Nepal padat oleh pendaki

"Ketika aku mendokumentasikan kondisi ini, pikiranku bergejolak dan berempati pada setiap orang yang berjuang untuk tetap hidup sambil tanpa ragu mempertanyakan kemanusiaan, etika, dan integritas mereka sendiri."

"Apakah ini impian mendaki Everest yang kita bayangkan?"

"Pada ketinggian hampir 9 ribu meter di atas permukaan laut, tidak ada pilihan selain melanjutkan."

"Siapa yang bertanggung jawab di sini? Individu? Perusahaan-perusahaan? Pemerintah? Apakah sudah waktunya untuk menegakkan aturan baru? Akankah segalanya berubah? Apa solusinya di sini?"

Pada bagian akhir tulisan caption postingannya, Elia Saikaly juga memperingatkan supaya calon pendaki yang ingin mencapai puncak dunia supaya membuat pilihan yang lebih aman, etis dan penuh tanggung jawab.

Tak lupa ia sampaikan rasa duka cita bagi mereka yang kehilangan nyawa pada musim pendakian ini, semoga jiwa mereka istirahat dengan damai.

Mountaineering telah menjadi bisnis besar sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay melakukan pendakian pertama Everest pada tahun 1953.

Sejak saat itu, Gunung Everest menjadi populer di kalangan pendaki di seluruh dunia.

Kemacetan pendaki di Gunung Everest, foto diambil Elia Saikaly seorang pembuat film dan petualang saat mendaki Gunung Everest (Instagram Elia Saikaly)

Potret Jasad Pendaki yang Dibiarkan Berada di Gunung Everest

Dikutip dari laman AsiaOne.com, Selasa (28/5/2019), izin yang ditetapkan pemerintah Nepal musim ini, tiket mendaki Gunung Everets dipatok harga USD 11 ribu atau sekitar Rp 158 juta.

Bisnis pendakian Everest meningkatkan mata uang asing yang sangat dibutuhkan bagi negara Himalaya itu.

Setidaknya, 140 orang lainnya diberikan izin untuk mendaki dari sisi utara di Tibet.

Akhir musim pendakian bulan Mei akan ditutup minggu ini, tapi jumlah pendaki yang naik ke Everest belum dirilis.

Korban tewas termasuk empat pendaki dari India dan masing-masing satu dari Amerika Serikat, Inggris dan Nepal.

Seorang pendaki gunung Irlandia diduga tewas setelah dia terpeleset dan jatuh di dekat ke puncak.

Pendaki Austria dan Irlandia lainnya tewas di sisi utara Tibet.

Halaman
123