Kerusakan sangat luas sehingga pemerintah memutuskan untuk tidak membangun kembali kota.
Sekarang dilestarikan hampir persis seperti setelah bencana dan berfungsi sebagai objek wisata yang mengerikan.
Sementara Beichuan adalah yang paling parah, kehancuran meluas di area yang jauh lebih luas.
Sekitar 87.000 orang telah kehilangan nyawa mereka, dan hampir setengah juta lainnya kehilangan tempat tinggal.
4. Gempa Kanto
• Berkaca dari Jepang Pasca Gempa Bumi: Tetap Promosikan Wisata Hokkaido dan Fukushima
Mengalami 1.500 gempa bumi setiap tahun, Jepang adalah satu titik panas planet untuk aktivitas seismik.
Karena alasan inilah Jepang menjadi negara yang paling siap di planet ini.
Latihan darurat secara teratur dipraktikkan, bangunan baru diharuskan oleh hukum tahan gempa, dan bahkan ada aplikasi peringatan dini yang dipasang di setiap smartphone.
Ketika gempa besar melanda Tokyo dan sekitarnya pada 1 September 1923, segalanya sangat berbeda.
Sebagian besar bangunan Jepang pada saat itu terbuat dari kertas dan kayu.
Mereka tidak memiliki peluang melawan gempa berkekuatan 7,9 pada Skala Richter.
Yang memperburuk gempa pada tengah hari, karena banyak orang Jepang menyalakan api untuk memasak makanan mereka.
Api yang dihasilkan begitu kuat sehingga melelehkan logam dan merenggut ribuan nyawa.
Nyala api menyedot oksigen dari daerah sekitarnya, menciptakan badai api.
Sekitar 44.000 orang mencari perlindungan di tepi Sungai Sumida.