Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Penyakit Langka Cacar Monyet alias Monkeypox Masuk Singapura, Kenali Gejalanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penyakit di Singapura

Mereka adalah 18 orang yang menghadiri workshop, satu staf di lokasi workshop, dan empat karyawan hotel.

"Kontak dengan pasien sudah dipastikan dan mereka sudah diberi vaksinasi yang bisa mencegah atau mengurangi level gejala penyakit," kata MOH.

"Sebagai langkah pencegahan, mereka akan dikarantina dan dipantau kondisinya selama 21 hari sejak tanggal mereka menjalani kontak dengan pasien," kata MOH.

Meski demikian, Direktur Eksekutif NCID Profesor Leo Yee Sin mengatakan, risiko menyebarnya penyakit ini di antara warga Singapura amat rendah.

"Hingga saat ini tak ada bukti transmisi antarmanusia saja bisa membuat infeksi cacar monyet bertahan di antara populasi manusia," ujar Leo.

"Rata-rata, setiap orang yang terinfeksi menularkan penyakit ke kurang dari satu orang. Ini amat sedikit dibanding penyakit flu," kata Leo.

MOH menambahkan, penyakit ini biasanya membatasi sendiri penyebarannya dengan sebagian besar pasien pulih dalam waktu dua hingga tiga pekan.

Selain dari 23 orang yang dikarantina, semua kontak yang memiliki risiko rendah penularan tetap diawasi secara ketat.

Orang-orang ini akan dihubungi dua kali sehari untuk memantau status kesehatan mereka.

Salah seorang peserta workshop yang meninggalkan Singapura pada 5 Mei, sebelum pria Nigeria dipastikan mengidap cacar monyet, telah melapor kepada MOH bahwa kondisi 
kesehatannya tidak terganggu.

Meski demikian, sebagai langkah pencegahan MOH sudah memberi kabar kepada otoritas kesehatan di negara asal si peserta workshop.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kronologi Kasus Penyakit Langka Cacar Monyet alias Monkeypox Masuk Singapura, Begini Gejalanya