Pada saat rombongan Pangeran Diponegoro melewati Gunung Kukusan, salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang sedang mengandung mengeluh kesakitan pada perutnya dan melahirkan seorang bayi di tempat tersebut.
Bayi berjenis laki-laki tersebut diberi nama Pangeran Kendeng.
Namun jiwa bayi tersebut tidak tertolong dan akhirnya dimakamkan di puncak Gunung Kukusan.
Bongkahan batu besar di puncak Gunung Kukusan sebenarnya adalah batu nisan dari makam bayi tersebut.
Konon bongkahan batu tersebut tidak dapat dipindah karena saat batu tersebut digulingkan ke dasar gunung akan kembali ke tempat semula pada keesokan harinya.
Terlepas benar atau tidaknya mitos tersebut, kamu tetap tertarik untuk berkunjung ke Gunung Kukusan kan?
• Pesona Kedung Pedut, Air Terjun Dua Warna di Kulonprogo dengan Trek yang Menantang
• Daftar Tempat Makan di Jalan Tanah Abang Jakarta Pusat, Harga Menunya Mulai Rp 15 Ribuan
• Belanja di Atas Rp 50 Ribu, Bisa Dapat Diskon 10 % di Warunk Publik
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)