TRIBUNTRAVEL.COM - Lebih dari 30 tahun yang lalu, ayah Dr Abdul Aziz Zakaria memberinya sebidang tanah di negara bagian Kelantan.
Ayah Aziz adalah seorang pengumpul durian yang merupakan bagian dari hobinya.
Aziz, seorang dosen irigasi di Universitas Pertanian Malaysia (UPM) pada saat itu, mulai mengikuti jejak ayahnya.
"Aku mulai mengumpulkan dan menanam durian pada tahun 1988 sebagai hobi ketika ayahku mengatakan kebun satu hektar ini milikku."
"Sebelum itu, aku biasa membawa bibit kembali ke ayah untuk ditanam karena aku punya banyak klon durian ketika bekerja di UPM," kenang Aziz.
Kemudian, ibunya memberinya sebidang tanah seluas dua hektar, dan dia sendiri membeli sebidang tanah seluas tiga hektar.
Saat ini, tiga kebunnya menampung 70 hingga 80 jenis pohon durian.
Selain durian, ada sekitar 50 pohon buah lokal yang kurang dikenal seperti buah tampui, buah kerian, buah bacang dan buah tarap.
TONTON JUGA :
Namun durian tetap menjadi yang paling dicintainya.
Pada awal pengumpulannya (sebelum era smartphone), Aziz membawa duriannya ke studio foto sehingga ia dapat memotret dan membuat katalog masing-masing varietasnya.
Saat ini, Aziz telah mengumpulkan cukup banyak repositori varietas durian langka, termasuk durian botak.
Seperti namanya, durian botak adalah varietas durian tanpa duri.
• Rekomendasi 5 Hotel Murah di Bukittinggi, Tarif Menginap Mulai dari Rp 70 Ribuan Per Malam
• Mengkonsumsi 7 Makanan Berikut Bisa Buat Paru-parumu Lebih Sehat
• 5 Aturan untuk Turis di Berbagai Negara: Belanda Larang Gunakan Kantong Plastik saat Belanja
Lalu ada durian kura-kura-nya yang unik karena buahnya tumbuh di batang pohon.
"Pohon durian ini hanya akan tumbuh di tempat teduh. Butuh sekitar 20 tahun untuk berbuah," kata Aziz.