Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Wisata Kopi Kampung Lego, Tawarkan Cara Baru Menikmati Kopi Asli Banyuwangi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopi Kampung Lego asli Banyuwangi

TRIBUNTRAVEL.COM - Banyuwangi merupakan kota yang terkenal dengan sebutan Kota Kopi atau The City of Coffee pertama di Indonesia.

Sebagai kota Kopi, Banyuwangi pun punya slogan 'sekali Seduh, Kita Bersaudara'.

Ini menunjukkan bahwa kehangatan secangkir kopi mampu menjadi perekat kebersamaan, meskipun satu sama lain tidak saling mengenal sebelumnya.

Nah, buat kamu yang sedang berlibur atau berkunjung ke Banyuwangi tak ada salahnya untuk mengunjungi Wisata Kopi Kampung Lego.

Nama 'Lego' berasal dari Lerek Gombengsari ini menjadi nama wisata kopi di Banyuwangi yang menawarkan cara baru bagi kamu yang ingin menikmati kopi asli Banyuwangi.

Tonton juga: 

Lokasi wisata ini terletak di Lingkungan Lerek, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro.

Kebun Kopi di Kampung Lego ini luasnya mencapai sekitar 400 hektar, dengan rata-rata setiap petani memiliki satu hingga lima hektar dan produksi kopi hingga 1.5 ton per hektar.

Dibalik Mewahnya Kapal Pesiar, Ternyata Ada Sebuah Ruangan Khusus untuk Simpan Mayat

Sambut Musim Haji 2019, Garuda Indonesia Siapkan Penerbangan 14 Pesawat Berbadan Lebar

9 Julukan Kota Banyuwangi, Mulai dari Kota Pisang hingga Kota Kopi

5 Tips Memilih Cincin Pernikahan, Sesuaikan Desain Cincin dengan Kepribadianmu

Ada enam varian kopi yang dijual di Kampung Lego di antaranya kopi luwak, kopi lanang, kopi arabika, kopi robusta, kopi leberica, dan house blend (campuran arabika dan robusta).

Di sini pengunjung tidak hanya bisa menikmati kopi saja, melainkan mereka juga bisa melihat dan ikut membuat kopi mulai dari tracking kebun kopi, melihat petik kopi, pemrosesan biji kopi secara tradisional, hingga minum kopi dan menyantap kuliner dan buah lokal khas Gombengsari.

Jadi setelah dipetik, kopi kemudian dijemur selama kurang lebih tiga hari.

Hal itu demi mengurangi kadar air di dalamnya sehingga proses roasting bisa lebih cepat dan rasa lebih nikmat.

Proses selanjutnya adalah penggilingan yang menggunakan mesin giling sederhana.

Dan dari proses penggilingan akan dihasilkan kulit bekas kopi.

Nah, kulit bekas kopi ini nantinya dimanfaatkan ulang sebagai pupuk organik dicampur dengan kotoran kambing yang banyak dimiliki warga desa di sini.

Halaman
12