Sebab itu masyarakat kampung adat Cireundeu terkenal dengan kepiawaiannya dalam mengolah beras yang terbuat dari singkong yang disebut dengan 'rasi'.
Untuk mendapatkan rasi yang berkualitas, masyarakat Cireundeu memiliki singkong unggulan jenis Garnawis dan Karihkil yang masa tanam hingga masa panen memerlukan waktu sekitar satu tahun.
Kalau ada masyarakat Cirendeu yang sengaja ataupun tidak sengaja mengonsumsi nasi, akan ada sanksi sosial terhadap yang bersangkutan sebagai masyarakat yang tidak patuh terhadap adat istiadat.
Kalau ada masyarakat yang merantau ke luar Cirendeu dan tidak bisa mengelak dari makan nasi maka sesepuh akan mengadakan upacara adat untuk menetralisirnya.
1. Leuweung Larangan (hutan terlarang) yaitu hutan yang tidak boleh ditebang pepohonannya karena bertujuan sebagai penyimpanan air untuk masyarakat adat Cireundeu khususnya.
2. Leuweung Tutupan (hutan reboisasi) yaitu hutan yang digunakan untuk reboisasi, hutan tersebut dapat dipergunakan pepohonannya namun masyarakat harus menanam kembali dengan pohon yang baru.
Luasnya mencapai 2 hingga 3 hektar.
3. Leuweung Baladahan (hutan pertanian) yaitu hutan yang dapat digunakan untuk berkebun masyarakat adat Cireundeu.
Biasanya ditanami jagung, kacang tanah, singkong, dan umbi-umbian.
Di sisi lain, masyarakat Kampung Cireundeu mempunyai dua pantangan yakni Jangan memakan keringat orang lain, ini berarti kita tidak boleh memakan hak orang lain seperti merampas, merampok, mencuri atau menyakiti orang lain.
Dan Tidak boleh memaksa orang lain untuk menganut aliran kepercayaan yang mereka peluk.
Selain pantangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat Kampung adat Cireundeu di antaranya Saur kudu dibubut (bercerita atau berbicara harus hati-hati dan harus pada tempat yang sesuai), Basa kedah dihampelas (berbicara dengan baik dan sopan), gotong-royong, serta toleransi agama.
Bagi kamu yang penasaran dengan keunikan kampung ini dan ingin ke sana bisa menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam dari Alun-alun Kota Cimahi atau sekitar dua jam jika dari Alun-alun Bandung.
Untuk sampai di kampung ini kamu bisa naik angkutan umum jurusan Cimahi-Leuwi Panjang atau Cimahi-Stasiun Hall, kemudian turun di bawah jembatan Cimindi atau pertigaan Cibeureum.
Kemudian lanjut dengan naik angkutan warna hijau-kuning dengan jurusan Cimindi-Cipatik turun di bunderan Leuwigajah.