Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tawarkan Keindahan Luar Biasa, Intip Perjalanan Pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kawah Gunung Sumbing yang disebut Segoro Banjaran difoto dari dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.

Kami pun rehat sejenak di basecamp untuk sarapan serta kembali menata ulang perlengkapan yang hendak dibawa.

Setelah semuanya siap, kami meminta izin untuk berangkat mendaki sekitar pukul 10.30 WIB.

Kami juga membayar retribusi Rp 10 ribu per orang dan mendapat sedikit pembekalan dari Lilik tentang jalur yang akan dilewati.

Saat menanyakan adakah peta jalur pendakian, Lilik meminta kami memfoto gambar peta yang tertempel di depan pintu.

"Semula, kami membuat peta kertas untuk pendaki, tapi karena malah bikin sampah," ujarnya.

Peta jalur pendakian Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Trek pertama yang kami lalui untuk sampai ke Pos 1 adalah jalur batu yang ditata alias makadam dan bersisian dengan ladang milik warga.

Jarak yang akan ditempuh dari basecamp hingga Pos 1 yaitu 1,6 Km dengan ketinggian sekitar 200 meter.

Lagi-lagi keramahan warga menyambut dan menjadi semangat kami untuk menyelesaikan jalur pendakian awal yang langsung menguras fisik.

Tak terhitung berapa kali kami harus berhenti, mengatur ritme, dan napas atau sekadar meluruskan kaki.

Hingga tibalah kami di ujian pertama yaitu anak tangga dari batu yang dijuluki Tanjakan PHP.

Disebut demikian, karena setelah tanjakan pertama, masih ada tanjakan lain yang menanti hingga tiba di Pos 1.

Dengan ritme jalan yang begitu santai, kami tiba di Pos 1 dalam waktu 1,5 jam.

Pendaki beristirahat di Pos 1 alur pendakian Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Kami beristirahat sejenak, memakan camilan, sebelum kembali melanjutkan perjalanan sejauh 1,3 Km dengan elevasi sekitar 200 meter.

Di depan mata, anak tangga dari batu sudah menyambut kami, menunggu untuk didaki.

Lagi-lagi kami kewalahan menaklukkan jalur tersebut dan membuat harus lebih sering berhenti di jalur pendakian yang sudah memasuki kawasan hutan pinus.

Halaman
1234