Setelah beberapa kali mencari formula yang pas untuk bahan mi, maka jadilah mi mocaf dengan campuran terigu dan berbagai macam bahan lainnya.
Lalu dirinya ditemui beberapa orang tua yang memiliki anak autis, agar dibuatkan mi yang berbahan mocaf tanpa ada campuran tepung terigu.
Pihaknya mendapat dampingan dari Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta di Desa Gading, Playen.
Dampingan yang diberikan LIPI terutama dalam hal pembuatan serbuk bumbu.
"Setelah beberapa kali gagal, saya meminta masukan dari LIPI dan disarankan membuat dengan komposisi saya sendiri.
Lalu dengan komposisi saya tanpa menggunakan bahan kimia dan ternyata berhasil.
Kami ada 3 jenis mi instan yaitu mi rebus yang harus dimasak menggunakan bumbu sendiri, lalu mi instan seperti pada umumnya bumbu sudah kami sediakan, yang ketiga adalah mi instan dengan menggunakan cup yang diseduh.
Untuk harganya satu cup mi Rp 6.000," ucapnya.
Saat Kompas.com mencoba membuat mi cup dengan label 'Ayo Mie' memang agak lama dibandingkan dengan mi instan produsen besar.
Harus beberapa kali diaduk untuk mendapatkan tingkat kematangan mi yang diharapkan.
Setelah mencoba, tekstur mi lebih kenyal. Kuahnya lebih bening tidak pekat, dan segar.
Di tenggorokan pun setelah makan tidak ada rasa gurih yang tertinggal.
"Lebih segar dibandingkan mi instan biasa," kata Wisang, salah seorang warga Bantul.
• Empat Jalur Pendakian Gunung Rinjani akan Dibuka Pada April 2019 dengan Peraturan Lebih Ketat
• Melihat Pesona Keindahan Pulau Asu, Pulau Terluar di Kepulauan Hinako, Nias, Sumatera Utara
• Promo BreadTalk 2019 - Cuma 3 Hari, Harga Mulai Dari Rp 7.500 Per Roti, Mau?
• Liburan Musim Panas ke Korea Selatan, Jangan Lewatkan 5 Kuliner Paling Populer di Negeri Gingseng
• Awas! 7 Makanan dan Minuman Ini Ternyata Bisa Sebabkan Penuaan Dini, Termasuk Roti
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Unik dan Kreatif, Mie Instan Asli Gunungkidul Ini Terbuat dari Ketela