Bunyi keras akan mengaktifkan sistem saraf simpatik di otak yang masih “terlelap”.
Kondisi ini dibaca otak sebagai ancaman karena tubuh dipaksa “bangun tidur sebelum waktunya” sehingga memaksa otak untuk memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol dan adrenalin dari biasanya.
Akibatnya, kamu akan bangun dengan panik, grasak-grusuk, dan lebih stres.
Tidak menutup kemungkinan juga kamu justru mengalami pusing atau sakit kepala setelah bangun tidur karenanya.
Dilansir dari laman Huffington Post, seorang dokter spesialis tidur sekaligus dosen di sekolah keperawatan Case Western Reserve University bernama Michael J. Decker, PhD, juga memberikan pendapatnya mengenai bunyi alarm bangun tidur yang ideal.
Decker beranggapan bahwa bunyi alarm yang tenang lebih cocok untuk membangunkan kita karena memungkinkan otak “bangun” secara bertahap sehingga melepaskan hormon-hormon stres juga secara bertahap.
Pada akhirnya, kita bangun dengan mood yang lebih baik karena tubuh sudah lebih siap menerima efek-efek hormon stres tersebut.
3. Ingin bangun pagi, jangan mengandalkan bunyi alarm saja
Mengakali diri sendiri untuk bangun pagi tepat waktu tidak cukup dengan menyetel alarm saja.
Sebenarnya, ada cara lain yang bisa membuat kamu terbangun dari tidur, yaitu cahaya.
Adanya sinar memberikan tanda pada jam biologis tubuh untuk memproduksi hormon yang membuatmu bangun dari tidur.
Selain itu, kamu juga harus tidur lebih awal, menghindari kopi, atau aktivitas lainnya yang bisa mengganggu tidur.
Jika sudah kamu terapkan, maka bangun pagi akan jadi lebih mudah.
• Manfaat di Balik Nikmatnya Kopi Joss, Minuman Unik dari Yogyakarta
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)