Contoh terburuknya adalah adanya badai.
Turbulensi dalam badai berbahaya, sebab dapat merobek badan pesawat.
2. Hari yang panas
Hari yang panas atau konveksi, berarti udara panas sedang naik, dan sebaliknya, udara dingin pun turun.
Inilah yang menyebabkan terbentuknya turbulensi.
Bergantung pada temperatur dan ketinggian pesawat, turbulensi bisa sangat mengganggu.
3. Angin
Faktanya, hembusan angin dapat 'tersandung', terutama angin yang menuruni pegunungan, yang seringkali bermil-mil jauhnya.
Angin bahkan bisa bergejolak dan menimbulkan turbulensi di atas gunung, karena angin terdorong untuk naik mengikuti sisi gunung.
Dengan sedikit pengecualian, sebagian besar turbulensi sebenarnya tidak berbahaya, setidaknya untuk pesawat terbang.
Pilot sudah sangat tahu bagaimana menghadapi turbulensi.
Yakni dengan memperlambat kecepatan pesawat dan/atau atau mengubah ketinggian.
Namun, turbulensi udara cerah (Clear Air Turbulence/CAT) merupakan jenis turbulensi yang terjadi di tempat-tempat yang tampaknya tenang, tidak berawan tebal, dan berudara jernih.
Turbulensi udara cerah dapat menyebabkan cedera pada penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman atau, lebih buruk lagi, berjalan di dalam kabin.
Turbulensi ini sangat sulit dideteksi, kamu baru bisa mengetahuinya setelah merasakannya.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)