Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Spesies Kerang di Bahama Diperkirakan Akan Punah 10 Tahun Mendatang, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerang di Bahama yang populasinya semakin terancam punah.

TRIBUNTRAVEL.COM - Berkembangnya aktivitas manusia dan teknologi serta semakin besarnya populasi manusia, menimbulkan berbagai dampak besar terhadap lingkungan.

Satu di antaranya kepunahan satwa atau tumbuhan liar atau semakin tergiringnya berbagai spesies ke ambang kepunahan.

Setelah burung makaw biru dinyatakan punah di alam liarnya di Brazil dan satu-satunya siput jantandari spesies Achatinella apexfulva yang tersisa di Hawaii mati, kini keberadaan keong di Bahama semakin terancam.

Dikutip TribunTravel.com dari laman This is Insider, sejumlah penelitian menunjukkan, spesies keong (conch) di Bahama diperkirakan akan punah dalam 10 tahun yang akan datang.

Queen Conch, spesies kerang di Bahama yang terancam punah. (trubahamianfoodtours.com)

Padahal, cangkang keong yang unik dan berukuran besar ini kerap menjadi souvenir khas yang bisa dibawa pulang dari Bahama.

Sebenarnya, Bahama dikenal sebagai kepulauan tempat sejumlah besar populasi keong berada.

Namun, di Bahama pulalah keong tersebut kesulitan bereproduksi.

Selain itu, ancaman overfishing atau penangkapan secara besar-besaran juga mempersulit kesempatan keong tersebut untuk berkembang biak.

Prediksi kepunahan keong ini tentu menjadi pukulan telak bagi Bahama.

Sebab, keong menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan tradisi lokal.

Diperkirakan, sekitar dua persen dari populasi penduduk Bahama atau sekitar 9.000 orang nelayan, bergantung pada penangkapan keong.

Seorang pria sedang menjual keong di Nassau, Bahama. (eatyourworld.com)

Sebagai contoh, kasus di Florida Keys bisa bertindak sebagai kisah peringatan.

Setelah populasinya melimpah di wilayah Florida Keys, penangkapan ikan secara berlebihan menyebabkan kepunahan populasi keong dan runtuhnya industri perikanan lokal pada 1975.

Dengan beberapa peraturan penangkapan ikan yang terbilang terlalu longgar di Karibia, tidak mengherankan jika Bahama juga menghadapi masalah semacam ini.

Para konservasionis mendorong pemerintah untuk menegakkan aturan yang sudah ada dengan lebih baik.

Serta memperkenalkan peraturan baru yang lebih ketat.

Pada 13 Januari 2019, Departemen Sumber Daya Laut Bahama mengumumkan langkah-langkah baru untuk melindungi spesies keongnya.

Seperti mengakhiri ekspor dan meningkatkan staf pengawas.

Saat ini, hanya keong dewasa, yang mudah dikenali berkat cangkangnya yang tebal, yang dapat dipancing secara legal.

Hal ini bertujuan untuk memungkinkan mereka mendapat cukup waktu untuk bereproduksi sebelum keluar dari ekosistemnya.

Untuk menegakkan aturan ini secara lebih ketat, Departemen Sumber Daya Laut Bahama akan merekomendasikan ketebalan minimum dari cangkang keong yang bisa ditangkap.

Ahli biologi Any Kough didorong oleh rekomendasi tersebut, mengatakan kepada National Geographic bahwa itu adalah pertanda yang jelas bahwa departemen tersebut mengetahui ancaman yang dihadapi oleh populasi keong di Bahama.

Shelly Cant-Woodside, direktur sains dan kebijakan untuk Bahama National Trust, percaya mungkin ada beberapa tekanan balik terhadap peraturan keong lainnya.

"Kami belum terbiasa dengan peraturan atau penegakan hukum," katanya kepada National Geographic.

Dia percaya bahwa karena industri keong adalah satu-satunya sumber pendapatan bagi banyak orang Bahama, pembatasan apa pun bisa saja mendapat penolakan dari berbagai pihak.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)