Sedangkan vasodilator adalah zat yang memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
Pelepasan satu neurotransmitter yang disebut asetilkolin, mungkin menjadi satu alasan mengapa pria itu mengalami retensi urin dan mengalami kesulitan kencing setelah gigitan laba-laba, kata Carere.
Dia juga mencatat bahwa faktor lain mungkin berpengaruh adalah usia pria itu.
Kemungkinan, pria berusia 50 tahun ini memiliki semacam hiperplasia prostat jinak yang mendasari, atau pembesaran prostat.
Carere mencatat bahwa para dokter tidak dapat secara definitif membuktikan bahwa gigitan laba-laba adalah penyebab retensi urin pria tersebut.
Memang, mereka tidak dapat menemukan kasus sebelumnya tentang hal ini terjadi dalam literatur medis.
Pria itu dirawat di rumah sakit selama dua hari hingga dokter bisa memasukkan kateter untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan mengendalikan tekanan darah serta rasa sakitnya.
Pada saat dia pulang ke rumah, dia bisa kencing tanpa masalah.
• Anomali Misterius yang Muncul di Bawah Benua Afrika Lemahkan Medan Magnet Bumi, Berbahayakah?
• J.CO Tawarkan Promo J.POPS PARTY dan J.CRONUTS PARTY untuk Sambut Akhir Tahun 2018
• 12 Hotel Murah di Semarang, Harga Rp 100 Ribuan, Lokasi Dekat Tugu Muda dan Simpang Lima
• Sebuah Bom Meledak di Dekat Piramida Giza, Mesir Tewaskan 4 Orang dan Belasan Lainnya Terluka
• Melihat Keindahan Danau Kaindy di Kazakhstan, Pemandangannya Seperti Berada di Film Fiksi