Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Lebih Dekat Sekaten, Tradisi Unik Memperingati Maulid Nabi Muhammad

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunungan Sekaten

Kesenian yang ditampilkan antara lain selawatan, samprohan, dan berjanjen yang diiringi gamelan, rebana, jedor, genjreng, dan terbang.

Upacara itu digelar selama satu minggu dengan ditandai keluarnya gamelan dari Keraton untuk dibunyikan di Masjid Agung.

Mengingat upacara ini suci dan sakral, pengunjung yang hendak melihat disyaratkan mencuci kaki dan membaca kalimat syahadat.

Abdi dalem yang membawa gamelan Sekaten Surakarta (plezierku - WordPress.com)

Pengelola Wahana Bianglala Terbalik di Pasar Malam Sekaten Jogja Akui Belum Lakukan Uji Kelayakan

Pada Keraton Surakarta, gamelan Sekaten itu terdiri dari dua perangkat, yakni Gamelan Kiai Guntur Madu dan Gamelan Kiai Guntur Sari.

Kedua gamelan pusaka mulai diangkut dari Kori Kamandungan Lor Keraton Surakarta.

Gamelan dipindahkan menuju Masjid Agung dengan cara dipikul dan diarak.

Puluhan abdi dalem keraton, putra maupun putri turut serta mendampingi pemindahan gamelan dengan mengenakan pakaian tradisional Jawa.

Ketika sampai tengah alun-alun, rombongan berbelok ke arah barat menuju jalan yang mengarah ke Masjid Agung.

Ketika sampai halaman masjid, iring-iringan gamelan dibagi menjadi dua.

Gamelan Kiai Guntur Madu dibawa ke sebelah selatan, sementara Gamelan Kiai Guntur Sari dibawa ke sebelah utara.

Keduanya ditempatkan di sebuah ruangan bernama Bangsal Pradonggo.

Sedangkan pada Keraton Yogyakarta, terdapat keunikan gamelan milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bernama Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Naga Wilaga.

Gamelan tersebut akan diarak dari Bangsal Pancaniti ke Masjid Gedhe untuk kemudian ditabuh selama tujuh hari.

Puncak acara

Puncak rangkaian upacara tradisional Sekaten adalah tanggal 12 Rabiul Awal, tepat pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, ditandai upacara Grebeg Muludan.

Halaman
1234