Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Selain Jakarta, Ini 9 Kota yang Paling Cepat 'Tenggelam' di Dunia Akibat Naiknya Permukaan Air Laut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Monas menjelang sore hari, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (30/3/2018).

TRIBUNTRAVEL.COM - Ibu kota negara kita, Jakarta mendapat predikat teratas dalam daftar kota yang paling cepat 'tenggelam' di dunia.

Mengutip laman johnenglander.net, Jakarta ditetapkan sebagai kota yang memiliki percepatan kenaikan permukaan air laut tertinggi di dunia.

Yakni, sekitar 10 kaki atau tiga meter dalam tiga puluh tahun terakhir.

Hal ini utamanya disebabkan oleh fakta, Kota Jakarta tenggelam karena semakin cepatnya level kenaikan permukaan air laut.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat sebuah kota bisa tenggelam?

Sebuah kota dikatakan bisa tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, tetapi permukaan air laut naik dengan kecepatan dan ketinggian yang berbeda-beda di tempat yang satu dengan yang lain.

Naiknya permukaan air laut secara global sebagian besar diakibatkan oleh besarnya es di daratan yang mencair, masuk ke laut sebagai bongkahan es baru atau sudah dalam kondisi mencair.

Selain itu, ada jumlah signifikan dari ekspansi suhu air laut yang merupakan efek langsung pemanasan gobal.

Perubahan global pada level permukaan air laut dapat terpengaruh di beberapa area pesisir oleh perubahan besar pada arus laut dan oleh pegerakan massa tanah secara vertikal.

Jika tanah bergerak ke bawah, itu dinamakan susidensi, jika ke atas, disebut uplift.

Bicara tentang Jakarta, tanah di sebagian besar kota tersebut menurun dengan kecepatan sekitar 4 inci per tahun, atau lebih dari tiga kaki dalam satu dekade.

Jakarta juga kerap dilanda banjir besar.

Selain itu, ada 30 sungai dari pegunungan yang mengalir ke Jakarta.

Jakarta memiliki beberapa aspek yang ekstrem dan unik.
Sebagian besar rumah tidak memiliki persediaan air kota sehingga mereka bergantung pada sumur.

Pemompaan air tanah juga berpengaruh banyak pada menurunnya permukaan tanah; subsidensi.

Halaman
12