Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

4 Restoran Indonesia Buka di Phnom Penh Kamboja, Apa Saja Sih Menu Utamanya ?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Destinasi di Kamboja

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf yang dirilis pada 2018 mengungkapkan bahwa subsektor ekonomi kreatif dengan pendapatan terbesar pada 2016.

Nasi Soto (Instagram/kuliner.soloraya)

Yaitu pada sektor kuliner, fesyen, dan kriya. Angkanya sebesar Rp 923 triliun atau 7,4% dari total PDB di 2016.

Dari sejumlah data yang ditunjukkan, kontribusi kuliner adalah yang terbesar, sekitar 41% atau senilai sekitar Rp 382 triliun.

Menteri Arief Yahya menjelaskan dalam meningkatkan kemajuan pada sektor kuliner, ada tiga langkah yang harus di tempuh.

“Pertama menetapkan national food. Kedua, menetapkan destinasi kuliner. Dan ketiga, mempromosikan dan mem-branding restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri," tutur Arief.

Ketiganya juga sudah dilaksanakan dengan baik oleh para menteri dan jajarannya.

Nasi goreng (NET)

Pertama menetapkan national food, kemenpar sudah menetapkan lima national food di Indonesia.

Ada Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate, dan Gado-gado.

Langkah berikutnya pemerintah menetapkan destinasi wisata kuliner.

Ada tiga destinasi untuk berburu kuliner di Indonesia.

Yakni di Bali, Joglosemar, dan Bandung.

Gado-gado (uprint.id)

Seperti halnya dengan Phnom Penh sudah ada Warung Bali dan ada Borobudur Restaurant yang mewakili Joglo Semar.

Langkah terakhir mengembangkan resto Indonesia di luar negeri.

Langkah ini juga sudah dilakukan oleh pemerintah kita, yakni dengan melakukan co-branding restoran Indonesia yang sudah eksis di luar negeri.

Cara promosi ini bukan hanya sekedar mendirikan resto Indonesia yang baru saja, tapi juga membantu mempromosikan resti Indonesia yang sudah ada di luar negeri.

(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)