TRIBUNTRAVEL.COM - Saat hujan tidak turun dalam waktu yang laman, masyarakat Indonesia mengadakan ritual minta hujan. Setiap ritual minta hujan memiliki ciri khas dan nama tersendiri.
Tahun ini, Indonesia memang mengalami musim kemarau yang cukup panjang.
Apalagi beberapa hari terakhir, beberapa kota di Pulau Jawa terasa sangat panas.
Data klimatologi mencatat bahwa suhu rata-rata di pulau Jawa meningkat dari Agustus hingga November, kemudian puncaknya terjadi pada Oktober.
Kulminasi matahari di bulan Oktober ini menyebabkan pancara sinar radiasi langsung dari matahari.
Efek kulminasi ini menyebabkan kemarau makin terasa.
Panjangnya musim kemarau dan hujan yang belum juga turun, membuat banyak orang semakin menanti-nantikan datangnya hujan.
Satu di antara upaya agar hujan turun adalah menggelar ritual minta hujan.
Ritual minta hujan telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Indonesia.
Berikut adalah ritual minta hujan dari berbagai daerah di Nusantara.
1. Ujungan
Ujungan adalah tradisi pukul rotan dalam ritual minta hujan.
Tradisi ini diadakan oleh warga Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Permainan ini hanya diikuti laki-laki dewasa dengan iringan tabuhan gending banyumasan.
Untuk melindungi angota tubuh dari pukulan rotan lawan, pemain mengenakan pelindung berupa kain tebal yang telah diisi sabut kelapa.
Baca tanpa iklan