Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

6 Fakta Menarik Tukad Bindu, Sungai di Bali yang Akan Dikunjungi Delegasi IMF

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tukad Bindu di Denpasar, Bali

TRIBUNTRAVEL.COM - Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018 atau IMF-World Bank Annual Meeting 2018 diselenggarakan pada 9 hingga 14 Oktober 2018 di Bali.

Selain membahas masalah ekonomi, tentunya pertemuan terbesar yang diselenggarakan di luar AS ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan wisata di Indonesia, khususnya Bali.

Dikutip TribunTravel.com dari laman Kompas.com, Kementerian Pariwisata dan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) menyiapkan 63 paket wisata untuk menggenjot lama kunjungan delegasi IMF di Indonesia.

Paket wisata tidak hanya berfokus di Bali, tetapi juga di Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Danau Toba, Tana Toraja, dan Komodo (Flores dan Sumba).

Bicara tentang paket wisata di Bali yang dijual ke delegasi IMF, termurah adalah Mangrove forest & Kuta Shopping selama satu hari dihargai 40 dolar AS atau setara Rp 610.000.

Sementara, paket wisata paling mahal adalah The Most Favourite Bali Package Tour (Tur di Bali paling favorit) selama lima hari empat malam yang dihargai mulai 257 dolar AS atau setara Rp 3,9 juta.

Selain menawarkan paket wisata, ada destinasi wisata di Bali yang akan dikunjungi para delegasi IMF-World Bank.

Satu di antaranya adalah Tukad Bindu.

Tukad Bindu adalah sungai yang mengalir melintasi Kota Denpasar, Bali.

Tahukah kamu, Tukad Bindu ternyata punya sejumlah cerita dan fakta menarik?

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum beberapa fakta tentang Tukad Bindu di Bali.

1. Tukad Bindu dulunya adalah sungai yang jorok, penuh sampah, dan pernah dianggap angker.

Melansir laman TribunBali.com, Tukad Bindu bahkan pernah menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga sebelum tahun 2010.

2. Tukad Bindu dibenahi mulai tahun 2010.

Menurut Ketua V Bidang Keamanan Yayasan Tukad Bindu, Made Gede Duaja, pembenahan Tukad Bindu diprakarsai Kaling Bandar Ujung, AA Ari Temaja pada 2010.

Yayasan Tukad Bindu sendiri berdiri pada 22 Maret 2017 dengan anggota 15 orang.

3. Tidak dikenai biaya tiket masuk.

Untuk masuk ke obyek wisata Tukad Bindu, pengunjung sama sekali tidak dikenai biaya tiket masuk.

Sebagai gantinya, ada kotak khusus donasi seikhlasnya dari pengunjung.

4. Tukad Bindu adalah sungai yang jadi lokasi wisata.

Mengutip laman Kompas.com, Tukad Bindu sekarang bisa digunakan untuk berenang anak-anak sekitar.

Ada pula deretan warung makan di tepian sungai yang disediakan Yayasan Tukad Bindu.

Warung ini juga bertujuan menambah pemasukan untuk mengelola wisata sungai.

5. Persiapan khusus untuk menyambut delegasi IMF-World Bank.

Delegasi IMF-World Bank dijadwalkan akan mengunjungi Tukad Bindu selama berada di Bali.

Penggagas Objek Wisata Tukad Bindu, I Gusti Rai Ari Temaja mengatakan, untuk menyambut para delegasi ada berbagai hal yang disiapkan.

Misalnya penataan pos untuk delegasi, pemandu dari masyarakat langsung.

Baik untuk memandu lokasi Tukad Bintu, kuliner, seni, dan kerativitas yang akan ditampilkan.

Pada bagian Utara juga akan disiapkan panggung seni dan kuliner, sedangkan pada bagian Selatan disiapkan untuk permainan tradisional anak-anak.

Persiapan lain yang dilakukan untuk menyambut delegasi IMF-World Bank adalah pengurangan pemakaian bahan plastik, berfokus pada bahan alami, kebersihan, dan keasrian Tukad Bindu.

6. Selain menjadi tempat wisata, Tukad Bindu menjadi sarana untuk belajar mengenal sungai dan alam, berolahraga, hingga menanam sayur organik.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)