Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Go Tik Swan, Lestarikan Batik di Solo Hingga Dapat Penghargaan dari Presiden Soekarno

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Go Tik Swan tokoh keturunan Tionghoa yang melestarikan batik dan kesenian Jawa

Tarian yang Ia bawakan saat itu adalah Tari Gambir Anom yang menjadi tarian klasik Jawa dengan gaya Solo.

Tari Gambir Anom (you tube)

Setelah menampilkan tarian, Go Tik Swan atau yang dikenal dengan nama jawa KRT Hardjonagoro membuat kagum Soekarno pada saat itu.

Inilah yang menajdi awal perkenalan Bung Karno dengan Go Tik Swan, yang kemudian menjadikannya sebagai staf ahli kebudayaan.

Pria kelahiran 11 Mei 1931 ini akhirnya langsung menyanggupi tawaran tersebut.

Go Tik Swan juga sempat mendapatkan gelar dari Soekarno sebagai Satya Lencana Kebudayaan.

Jenis penghargaan Satya Lencana Kebudayaan ini setara dengan penghargaan Satya Lencana kemerdekaan dan Satya Lencana Pembangunan.

Profesi orangtua Go Tik Swan saat itu menjadi pengusaha di Solo dengan ribuan pekerja.

Setelah 10 tahun peresmian Museum Art Gellery Keraton, Ia diangkat menjadi Bupati Anom dengan gelar Raden Tumenggung oleh Pakubuwono XII.

Seiring berjalannya waktu gelar yang Ia terima semakin meningkat.

Bahkan Ia juga mendapatkan gelar Panembahan, gelar tersebut menjadi gelar tertinggi yang ada di jawa.

(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)