Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Go Tik Swan, Lestarikan Batik di Solo Hingga Dapat Penghargaan dari Presiden Soekarno

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Go Tik Swan tokoh keturunan Tionghoa yang melestarikan batik dan kesenian Jawa

TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini diperingati sebagai Hari Batik Nasional, Selasa (2/10/2018). Mari kita mengenal keturunan Tiong Hoa Go Tik Swan yang ikut melestarikan batik.

Semua orang di Indonesia bahkan di luar negeri pasti mengenal kain batik.

Namun, hanya segelintir orang yang mengenal seorang keturunan Tionghoa Go Tik Swan.

Ia adalah orang yang menyatukan Indonesia dengan beragam batik hasil karyanya.

Nama Go Tik Swan tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan batik yang ada di Indonesia.

Go Tik Swan (mymagz.net)

Meskipun bukan lelaki asli Jawa, namun Go Tik Swan adalah keturunan Tionghoa yang tinggal di Solo.

Tidak hanya memahami batik saja, Go Tik Swan juga ikut mendalami sastra dan tarian-tarian yang ada di Jawa.

"Go tik Swan itu pernah disekolahkan orangtuanya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, tapi tiga bulan sekolah Ia malah keluar dan pindah ke Sastra Jawa," ucap Hardjosoewarno yang merupakan anak angkat Go Tik Swan, dikutip Kompas.com, Selasa (2/10/2018).

Go Tik Swan juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan KGPH Hadiwijaya yang merupakan satu di antara putra dari Pakubowono X.

KGPH Hadiwijaya juga menjadi seorang penggiat seni dan tarian Jawa.

Karena kedekatan mereka, akhirnya membangun sebuah Art Gallery Keraton.

Kini dikenal dengan Museum Keraton Surakarta.

Pertemuan dengan Predisen Soekarno

Dengan menekuni tarian Jawa, akhirnya menghantarkan Go Tik Swan untuk bertemu dengan Soekarno presiden pertama Indonesia.

Ia juga sempat mengadakan misi kesenian di Istana Negara dengan membawakan tarian Jawa di hadapan Presiden Soekarno.

Halaman
12