Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fenomena 'McRefugees' di Hong Kong: Ketika Orang Memilih Tidur di McDonalds daripada di Rumah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Hong Kong tidur di McDonalds

Menurut sebuah penelitian oleh cabang lokal, Junior Chamber International, sebagian besar “McSleepers” memiliki atau menyewa apartemen kecil di Hong Kong.

Tetapi kondisi kehidupan mereka lebih buruk dibandingkan dengan apa yang ditawarkan McDonald's.

Mayoritas dari mereka yang diwawancarai dalam penelitian ini juga mengklaim memiliki pekerjaan yang stabil, tetapi tidak bisa menyewa tempat tinggal yang lebih layak dengan gajinya.

Mereka bahkan sering disebut sebagai “pekerja miskin”.

Namun, kemiskinan bukan satu-satunya penyebab utama fenomena “McRefugee” di Hong Kong.

Beberapa orang lebih suka tidur di restoran cepat saji McDonalds karena mereka kesepian, atau ingin melarikan diri dari konflik keluarga.

"Aku dulu sering tidur di rumah, tetapi setelah itu tahu bisa tidur di sini, bersama anak muda lain aku merasa mendapat teman dan tidak kesepian," kata Bibi (62) tahun kepada South China Morning Post.

Wong Hung, profesor di bidang pekerjaan sosial di Chinese University mengklaim sementara ini harga perumahan yang luar biasa mendorong orang ke restoran McDonald dan bermalam di sana, dan rasa kesepian yang membuat mereka tetap di sana.

Sejauh ini, pihak berwenang pada umumnya mengabaikan kasus McRefugees, meskipun beberapa LSM terus mendesak pemerintah untuk membuat perumahan yang terjangkau dan tempat penampungan bersubsidi.

Dibandingkan dengan negara lain yang lebih miskin, Hong Kong sebenarnya memiliki sumber keuangan yang cukup baik untuk mengatasi masalah ini.

Menurut studi yang disebutkan di atas, 84 dari 110 restoran McDonald's di kota yang tetap buka sepanjang malam menjadi McRefugees.

Lokasi paling populer berada di distrik Tsuen Wan.

(TribunTravel.com/rizkytyas)

Tags: