Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

3 Fakta Tak Terduga Tentang Jetlag, Ternyata Tak Dapat Diobati Layaknya Penyakit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Jet lag

Intinya, hargailah tubuh dan bersabarlah.

Ritme sirkadian dapat ditemukan di semua organisme hidup, mulai dari paus biru hingga bakteri sel tunggal, dan telah berevolusi karena berbagai alasan penting.

Fotografer Asal Amerika Serikat Ini Tunjukkan Ketimpangan Sosial yang Terjadi di Dunia Lewat Drone

3. Jet lag memiliki dampak ekonomi.

Tidak dipungkiri, sebagian besar penumpang pesawat terbang tidak sabar menunggu jet lag reda.

Dan pada gilirannya telah menghasilkan budaya jet lag.

Ini pulalah yang dimanfaatkan oleh para kapitalis.

Saat di terminal bandara internasional mana pun, penumpang dapat menemukan berbagai kedai kopi untuk meningkatkan energi.

Ada pula toko-toko yang menjual bantal leher, layanan pijat, serta maskapai yang menyediakan lounge yang menawarkan kamar mandi, hot bar, dan pilihan tidur untuk penumpang yang sedang transit.

Sementara, untuk penumpang kelas satu tersedia fasilitas mewah dan nyaman seperti itu di atas pesawat terbang.

Jet lag memiliki dampak ekonomi, intinya kenyamanan tidur pun bisa jadi komoditas yang diperjualbelikan.

4 Kuliner Olahan Kambing Paling Legendari di Jakarta, Coba Warung Makan Pak Maman di Petamburan