TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia adalah negara yang mayoritas masyarakatnya beragama muslim memiliki tradisi unik saat merayakan hari raya.
Melakukan sebuah pawai yang biasanya diadakan saat malam takbiran sebelum Idul Fitri, sementara Idul Adha momen yang biasanya lebih tenang.
Namun hal berbeda akan kamu jumpai saat menjumpai momen tersebut di Maroko.
• 5 Hidangan Khas Maroko yang Sangat Populer di Negara Asalnya, Pernah Dengar Namanya?
Beberapa hari setelah Idul Adha, kemeriahan baru terasa.
Hewan-hewan yang disembelih di pagi hari setelah salat Ied, diambil tanduk dan kulitnya.
Tanduk-tanduk dan kulit-kulit itu lalu dibersihkan dan dipakai sebagai kostum di festival yang diselenggarakan beberapa hari setelahnya.
• 15 Potret Kehidupan di Maroko yang Akan Membuatmu Ingin Berlibur di Al-Mamlakah al-Maghribiyah
Disebut Festival Boujloud, oleh masyarakat internasional dijuluki pula sebagai Halloween-nya Maroko.
Dilansir dari portal berita Al Jazeera, orang-orang bernyanyi, menari dan memakai kostum dalam festival ini.
Festival Boujloud berakar dari suku Berber.
Properti yang digunakan berupa kulit domba, kulit kambing masih lengkap dengan bulunya, hingga bulu-bulu burung.
Wajah-wajah peserta festival juga digambari dengan arang atau pewarna lain.
Semakin seram dan berwarna, semakin meriah pula.
Festival Boujloud bisa berlangsung berhari-hari hingga seminggu lamanya.
Anak-anak dan wanita biasanya menonton sambil menyanyikan berbagai lagu lokal hingga tengah malam.
Boujloud sendiri berarti orang yang memakai kulit domba.