Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kasus Aneh Kijong-dong dan Daesong-dong, Dua Desa Perbatasan Korea yang Jadi Sarang Propaganda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiang bendera Korea Utara dan Korea Selatan

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah tiga tahun konflik berdarah yang menyebabkan tiga juta orang tewas, dua negara tetangga, Korea Utara dan Korea Selatan, memasuki gencatan senjata pada 1953.

Mereka menyetujui untuk mengakhiri semua permusuhan Perang Korea tetapi tidak pernah cukup menyetujui perdamaian.

Akibatnya dari genjatan senjata, kedua negara ini kemudian membangun perbatasan yang dikelilingi pagar kawat berduri dan dihiasi oleh ranjau darat, dan dikelilingi oleh ratusan ribu tentara.

Sebagai bagian dari gencatan senjata ditandatangani, jalur penyangga sepanjang 4 kilometer yang disebut DMZ atau Zona Demiliterisasi Korea , yang membentang sepanjang 250 kilometer panjangnya dibuat untuk memisahkan kedua negara.

Kedua negara diminta untuk mengevakuasi bagian mereka dari DMZ dari semua permukiman sipil, kecuali satu yang diizinkan atau dibuat oleh setiap negara.

Satu-satunya pos terdepan, yang secara tipis menyamar sebagai desa-desa, dibangun untuk propaganda.

(Amusingplanet.com)

Di sisi Korea Selatan adalah Daeseong-dong, atau “Desa Merdeka” .

Desa ini dihuni 226 penduduk.

Dilansir TribunTravel.com dari laman amusingplanet.com, orang-orang ini adalah penghuni asli daerah ini sebelum Perang Korea pecah, atau merupakan keturunan mereka.

Tidak ada orang lain yang diizinkan untuk tinggal atau masuk ke Daeseong-dong.

Terlepas dari namanya, ada sedikit kebebasan di sini.

Penduduk harus membawa kartu identitas khusus, dan harus melewati banyak pos pemeriksaan setiap kali mereka memasuki atau meninggalkan desa.

Mereka semua harus berada di rumah menjelang matahari terbenam, dan pada pukul 11 ​​malam setiap malam, jumlah pegawai akan dihitung untuk menghindari penyusup yang tidak diinginkan yang mungkin menyelinap masuk dari Korea Utara.

Menurut LA Times , para penyusup dari utara ini kadang-kadang mencoba untuk menculik penduduk desa dan kemudian mengklaim mereka membelot ke Korea Utara.

Halaman
1234