Anak-anak Tionghoa sudah akrab dengan 'kemoceng bulu ayam' yang sangat ditakuti.
Pukulannya cukup membuat jera sehingga anak-anak berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Tiongkok punya banyak aturan dan tradisi yang harus dipatuhi, termasuk cara yang benar memegang sumpit, cara minum teh hingga cara tidur.
Memukul anak-anak dianggap bagian dari cara mengasuh mereka, bukan kekerasan.
Hal itu tidak melanggar hukum selama tidak mencederai dan dilakukan atas dasar demi kepentingan anak.
Namun, tidak semua orang setuju dan membenarkan cara mendidik anak seperti ini.
Joseph Lau, seorang psikolog klinis beberapa kali melihat anak-anak dipukuli orang tuanya.
Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Lau mengatakan, "banyak orang tua di China memukuli anaknya menggunakan kemoceng supaya mereka patuh. Mereka umumnya bukan orang tua yang demokratis dan suka memegang penuh kendali."
Namun, popularitas kemoceng sebagai alat hukuman fisik sudah populer di kalangan masyarakat Tiongkok.
Tentu sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu.
(TribunTravel.com/rizkytyas
Baca tanpa iklan