Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sampah Plastik Kian Membeludak, 3 Alat Makan Ini Bisa Jadi Solusi: Gunakan Bambu Boleh Juga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sampah plastik yang mengotori setiap sudut di Bumi

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini adalah sampah plastik.

Padahal kita tahu, untuk menghancurkan plastik dibutuhkan waktu puluhan tahun.

Faktanya ada tambahan sekitar 300 juta ton sampah plastik dari berbagai penjuru dunia, dan 8 juta tonnya berakhir di laut.

Tak hanya mencemari laut, hal ini juga membahayakan kehidupan bawah laut.

Kecuali tindakan drastis diambil, para peneliti memprediksi ada lebih banyak sampah plastik daripada ikan di lautan saat 2050 nanti.

Hal inilah yang menguatkan Komisi Uni Eropa untuk melarang produk-produk plastik sekali pakai, termasuk sedotan plastik, piring, dan alat makan lainnya.

Sebagai gantinya, pihaknya memberi alternatif ramah lingkungan, bahkan beberapa ada yang bisa dimakan.

Alat makan yang bisa dimakan

Binatang laut sering menelan sedotan plastik.

Demi perlindungan lingkungan, kita bisa menggunakan alat makan yang juga bisa dimakan.

Ada beberapa perusahaan dunia yang sudah bergerak untuk mulai memproduksinya.

Di Jerman, perusahaan Wisefood mengembangkan sedotan semacam itu dari sari jus apel, ada pula garpu yang bisa dimakan bikinan perusahaan India Bakey, atau alat makan dari tepung kentang buatan perusahaan AS SpudWares.

Jika hal seperti ini belum masuk ke Indonesia, kita bisa ikut ambil bagian dengan menggunakan alat makan yang dapat dicuci dan dipakai lagi.

Mulai dari sendok, piring, gelas, bahkan sedotan yang terbuat dari kaca atau aluminium.

Murni dari bahan organik

Halaman
12