TRIBUNTRAVEL.COM - Pilihan untuk ngabuburit dan berbuka puasa dengan makan khas di Lamongan, Jawa Timur, mudah didapatkan di seputaran Kota Lamongan.
Makanan ini tidak dijual di berbagai daerah, termasuk dijual warga Lamongan di perantauan.
Berbeda dengan Soto Lamongan yang banyak dijual warga perantauan di berbagai daerah, sehingga sudah dikenal luas sebagi kuliner khas Lamongan.
Sego Boranan ini memiliki keunikan, karena hanya dibuat oleh warga di Dusun Kaotan Dusun Sumberejo, Kecamatan Lamongan.
Selama berpuluh-puluh tahun, kuliner ini juga hanya dijual di Kota Lamongan.
Sepanjang trotoar jalan Raya Panglima Sudirman berderet penjual sego boranan mudah dijumpai.
Para pengguna jalan yang melintas yang tiba saat menjelang buka puasa seperti saat ini bisa singgah sejenak sembari santai nongkrong di trotoar mengerumuni para penjual sego boranan.
Pengguna jalan dari arah Mojokerto yang melintas dari Mantup juga bisa mendapatkannya saat memasuki kota.
Sepanjang jalan Sunan Drajat berjajar bakul sego boranan, termasuk di sepanjang trotoar di jalan Basuki Rahmad.
Sego boranan dengan mudah didapatkan di Kota Lamongan nonstop 24 jam.
Meski saat ini sudah ada beberapa penjual yang mulai menjajakannya keluar Kota Lamongan, namun masih sebatas di kecamatan tetangga.
Sehingga Sego Boranan tidak seterkenal Soto Lamongan. Dinamakan Sego Boranan, karena nasinya diletakkan dalam wadah bambu yang disebut boran.
Kuliner ini kerap dihidangkan dalam pincuk daun pisang, dengan beragam lauk pilihan, mulai ikan gabus, bandeng, ayam, hingga yang paling khas ikan sili asap.
Nasi dan lauk ini kemudian dilumuri dengan sambel boran yang terkenal pedas, didampingi toping sayur kerawu, empok dan rempeyek.
Sego boranan selalu ditawarkan dengan lauk yang bervariasi.
Baca tanpa iklan