One Observatory Circle diburamkan pada Google Earth hingga 18 Januari 2009, menurut unggahan Gawker.
Kini pengguna Google Earth masih dapat melihat bangunan yang didirikan pada 1883 yang beratap batu tulis itu dan tanah di sekitarnya tanpa pemburaman.
3. Istana Noordeinde, Belanda
Orang Belanda agak terkenal di kalangan pencitraan satelit karena mereka merupakan orang yang gemar akan pemburaman.
Di Google Earth, negara itu dipenuhi dengan bercak-bercak piksel buram yang meliputi pangkalan militer, gedung pemerintah, dan banyak lagi.
Menurut CNN, hukum Belanda berubah pada 2013 untuk mengurangi sensor ini, dan Belanda telah tampak jauh lebih jelas sejak itu.
Sebagian besar wilayah yang disensor di Belanda menggunakan pikselasi masih terlihat di Noordwijk aan Zee untuk memburamkan situs-situs sensitif.
Namun, Istana Noordeinde di Den Haag mendapat sentuhan yang lebih personal.
Gedung perkantoran di negeri itu pernah diburamkan dan pada 2013, istana ini baru terlihat di Google Earth.
4. Pusat Penelitian Atom Bhabha, India
Bhabha Atomic Research Center (BARC), atau Pusat Penelitian Atom Bhabha, adalah situs tempat program penelitian tenaga nuklir India.
Situs ini terletak di Mumbai, dan kemunculannya di Google Earth telah menjadi masalah besar bagi pemerintah India.
Pada 2005, presiden India saat itu, A.P.J. Abdul Kalam, menyerukan undang-undang baru untuk mengaburkan situs-situs sensitif India.
Pada 2006, lembaga pertahanan dan sains negara itu mulai mencari cara untuk mengaburkan atau menurunkan citra BARC yang tersedia pada Google Earth, menurut Phys.org.
Namun, upaya ini tidak terlalu berhasil karena situs ini tetap terlihat jelas.
Bisa dipahami, kekhawatiran India ini beralasan.
Pasalnya, pada 2011, organisasi nirlaba Institute for Science and International Security menggunakan citra Google Earth untuk menunjukkan bahwa India kemungkinan telah membangun fasilitas pengayaan uranium baru.
Serta terus melacak keberadaan infrastruktur pengayaan uranium India dengan citra satelit sejak itu.
Baca tanpa iklan