- Pada periode Merapi baru telah terjadi beberapa kali letusan besar yaitu abad ke-19 (tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan abad ke-20 yaitu 1930-1931.
Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan abad ke-20.
Awan panas mencapai 20 km dari puncak.
Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.
Sementara pada 1872, Gunung Merapi meletus pada 15-20 April dan letusan mematikan itu berlangsung selama 120 jam tanpa jeda.
Awan panas dan material jatuhan memusnahkan seluruh permukiman yang berada di ketinggian di atas 1.000 mdpl.
Letusan pertama pada 15 April 1872 tidak diawali gejala peningkatan aktivitas.
Letusan berlangsung selama lima hari dan menghancurkan kubah lava yang tumbuh pada 1867-1871.
Pada Agustus 1871, kubah lava setinggi 250 meter tumbuh di atas Pasar Bubrah, kawah Merapi Tua.
Puncak kubah lava itu 2.890 mdpl dan terus tumbuh hingga 2.907 mdpl.
"Suara letusan seperti suara meriam terdengar sampai Karawang dan Priangan di barat, serta ke timur hingga Madura dan Pulau Bawean," tulis Hartmann dilansir dari laman vsi.esdm.go.id.
- Aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan.
Letusan terbesar terjadi pada tahun 1931 dan sudah ¾ abad tidak terjadi letusan besar.
- Berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam empat tahun.
Masa istirahat berkisar antara 1-18 tahun, artinya masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat adalah 18 tahun.