Gemuruh dan gelegar letusan Gunung Tambora terdengar hingga jarak ribuan kilometer.
Raffles yang mendengar suara gemuruh saat berada di Bogor mengira itu adalah suara tembakan meriam.
Sementara, warga Gresik mengira abu dan gemuruh dari Gunung Tambora merupakan pesta pernikahan satu anak Nyi Roro Kidul.
Suara gemuruh Gunung Tambora juga terdengar hingga Bengkulu yang berjarak sekitar 2.600 kilometer darinya.
4. Saat ini masih tidur
Sebelum letusan 1815, Gunung Tambora sudah meletus tiga kali.
Sementara, letusan awalnya terjadi pada 3910 SM, 3050 SM, dan 740.
Kini, Tambora merupakan gunung berapi yang masih aktif dan tertidur.
5. Kehilangan sekitar sepertiga puncaknya
Akibat letusan pada 1815, sepertiga dari badan Gunung Tambora hilang.
Sehingga, dari ketinggian awalnya yang mencapai 4.300 meter, kini tersisa 2.000 meter.
6. Dijuluki Pompeii dari Timur
Akibat letusan yang maha dahsyat itu, sekitar 12 ribu warga tewas di lereng Tambora dalam satu hari.
Ada pula 92 ribu korban yang berjatuhan di Sumbawa dan Lombok akibat penyakit dan kelaparan setelah letusan terjadi.
Penggalian arkeolog pada 2004 silam menemukan sisa-sisa peradaban yang terkubur mirip dengan Pompeii yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius.
7. Mempengaruhi iklim dunia
Akibat debu vulkanis letusan Gunung Tambora pada 1815, Asia Tenggara diliputi kegelapan.
Bebatuan apung memenuhi lautan.
Negara di belahan Bumi bagian utara tidak mengalami musim panas pada 1816.
Suhu dunia menurun sekitar 0,4 hingga 0,7 derajat Celcius.
Sehingga tahun 1816 merupakan tahun paling dingin kedua di belahan Bumi bagian utara sejak 1400 M.