Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tarantula Goreng, Makanan Ekstrem yang Jadi Camilan Sehari-hari Warga Kamboja, Berani Coba?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tarantula

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian orang mungkin akan merinding ketika mendengar nama hewan ini. 

Tergambarkan jelas bagaimana hewan yang memiliki bulu di seluruh tubuhnya hingga kaki-kakinya itu berjalan.

Belum lagi gigitannya yang beracun.

Apalagi jika buka tarantula.

Hewan yang ukurannya lebih besar daripada laba-laba lainnya ini terkadang juga dipelihara manusia.

Di Kamboja, tarantula justru menjadi santapan manusia.

Penduduk setempat menyebut, hewan berkaki delapan ini rasanya seperti daging kepiting.

Tarantula paling enak dibumbui garam dan bawang putih, kemudian digoreng dalam minyak panas.

Namun, keberadaannya dikhawatirkan akan lenyap mengingat penebangan hutan dan perburuan yang tak terkendali.

Dilansir dari AFP, di wilayah Skun, Provinsi Kampong Cham, yang kerap dijuluki "Spiderville", para turis dapat menyaksikan bagaimana hewan itu digoreng dan disantap.

Sebagian besar pelanggan merupakan pendudukan setempat.

Aping, camilan tradisional dari tarantula ini, kian langka sehingga harganya bertambah mahal.

"Aping terkenal di Kamboja, tetapi sekarang jumlahnya tidak berlimpah karena tarantula menjadi langka," kata seorang penjual, Chea Voeun.

Kios milik Voeun tidak hanya menjual tarantula goreng, serangga goreng lainnya, termasuk jangkrik dan kalajengking, juga dapat ditemukan di sini.

Voeun telah menjual kelezatan tarantula goreng selama 20 tahun.

Halaman
12