Dari lokasi ini hamparan pantai di selatan terlihat indah di kejauhan.
Selepas Bukit Terpesona, perjalanan adalah perjuangan sebenarnya.
Usai habis rabat beton, jalan berupa tanah merah yang sangat licin jika terkena air.
Jauhnya lebih dari tiga kilometer, di antara tanaman jagung, belukar dan pohon pisang.
Banyak di antara pemotor yang memilih balik, karena medannya sangat berat.
Namun setelah perjuangan selama 30 menit, sampailah di pantai yang sangat indah.
Ada sebuah sungai kecil yang bermuara di pantai ini.
Tempatnya tersembunyi di balik hutan kecil, dengan pasir putih yang memesona.
“Kekuranganya satu, banyak sampah bekas pepohonan yang dibawa ombak ke pantai. Meski sampahnya sedikit, tapi tetap saja tidak nyaman,” ucap Hendrawan (26), seorang wisatawan asal Tulungagung.
Lanjut Hendra, Pantai Sioro sangat mudah dicapai oleh para penggemar trail.
Menurutnya pantai ini seharusnya memang dijaga tetap alami.
Sebab jika dibuat akses yang besar, dikhawatirkan justru akan rusak.
“Kalau ini dibuat jalan yang lebih besar, pasti wisatawan akan datang dalam jumlah besar. Pantainya pasti akan rusak,” ucapnya.
Wisatawan lain dari Kediri, Budiono sependapat dengan Hendra.
Menurutnya dengan medan yang berat sebenarnya ada seleksi pengunjung Sioro.
Baca tanpa iklan