Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kuliner Jakarta - 3 Nasi Padang yang Wajib Dicicipi di Ibu Kota, Nikmati Rendang hingga Gulai Gajebo

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seporsi nasi rendang di Rumah Makan Si May dihargai Rp 25.000, termasuk es teh manis.

Awalnya seperti warung, jual kue-kue dan nasi bungkus. Kemudian pindah ke Blok M tahun 1969, baru menjadi rumah makan Padang.

Hidangan andalannya adalah Gulai gajebo, alias gulai sandung lamur asam padeh adalah salah satu lauk otentik khas Padang yang keberadaannya 'terancam punah' di Jakarta.

Bagian punuk sapi, dengan lemak tebal yang menempel di bagian dagingnya, adalah bahan utama masakan ini.

Potongan daging berlemak tersebut dimasak asam padeh.

Tanpa santan, hanya menggunakan air kelapa.

2. Rumah Makan Pondok Djaja

Selain RM Sepakat, RM Pondok Djaja merupakan salah satu rumah makan padang tertua di Jakarta.

Pemilik rumah makan ini adalah Sjoffian Chaedir (83) tahun.

Ia pertama membuka rumah makan Padang tahun 1969.

Gerai pertama di Jalan Krekot Bunder, daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Satu-satunya gerai Pondok Djaja kini ada di Jalan Hasyim Ashari No 13 B, Jakarta Barat.

Resep dan cara masak tradisional adalah rahasia suksesnya RM Pondok Djaja.

Dari 15 menu yang tersaji di etalase, bukan rendang yang paling diincar.

Hidangan paling favorit di sini adalah ayam goreng, lengkap dengan serundeng yang harum dan khas.

3. Rumah Makan Simay

Halaman
123