Dengan infrastruktur yang memadai maka transportasi dan pengiriman komoditas jadi lebih cepat dan efisien.
3. Proyek dijalankan di bawah pimpinan militer
Berada di bawah pimpinan militer, proyek ini dijalankan menggunakan peralatan dan persenjataan berat seperti meriam untuk meruntuhkan bebatuan padas.
Selain itu, para pekerja juga tidak lagi terancam dengan serangan binatang buas.
4. Awal mula berlakuknya sistem wajib kerja
Ketika pembangunan mencapai Karangsembung, muncul beberapa masalah di antaranya dana yang telah habis dan lahan yang ternyata masih milik Sultan Cirebon.
Daendels kemudian menekan Sultan Cirebon agar menyerahkan tanahnya.
Daendels juga mengumpulkan para pemimpin pribumi untuk menyediakan tenaga kerja tambahan.
Sistem baru yang digunakan adalah kerja wajib untuk raja dengan alasan rakyat menempati tanah miliki raja.
Maka, rakyat wajib menyerahkan upeti dengan bekerja.
5. Pembangunan Jalan Daendels menelan ribuan korban
Proyek ini memakan 12 ribu korban dalam waktu beberapa tahun, bahkan disebut sebagai genosida dalam sejarah kolonialisme di Indonesia.
Tapi di sisi lain, jalan ini juga memberi dampak sangat besar bagi perekonomian di pulau Jawa saat itu hingga sekarang.
Pembangunan jalan Anyer Panarukan juga melahirkan pergerakan penduduk ke berbagai kota.