"Tapi, jangan lupa, dabu-dabu juga adalah kunci utama dalam menikmati menu ikan bakar," ujar Lukman, warga Manado salah satu pelanggan Aikana.
Memang orang Manado dan Minahasa adalah jagonya dalam urusan menyantap rica (cabe).
Dabu-dabu (sambal) merupakan hal penting bagi menu ikan bakar.
Seperti Lukman, banyak penikmat menu ikan bakar menjadi pelanggan tetap sebuah rumah makan hanya karena dabu-dabunya.
Seperti yang disajikan di Aikana, dua jenis dabu-dabunya sungguh menggoda di lidah.
Dabu-dabu lemong yang terbuat dari cabe merah, irisan bawang dan tomat hijau dicampur dengan minyak kelapa tradisional, sedikit air dan perasan lemong (jeruk).
Lalu dabu-dabu bakar, yang terbuat dari gilingan cabe merah, bawang putih, bawang merah dan tomat yang dibakar dengan teknik meletakkan bara tempurung kelapa di atasnya.
Soal harga, rumah makan ikan bakar di Manado menawarkan variasi harga mulai dari Rp 30.000 untuk sepotong daging tuna, tindarung (blue marlin), oci, tude, hingga Rp 75.000 - Rp 100 ribuan untuk berbagai ukuran ikan kakap, bobara (kuwe), dan berbagai jenis ikan batu (karang).
Selain di Aikana, di kawasan Pasar Bersehati ini juga terdapat banyak rumah makan ikan bakar seperti yang tak kalah terkenalnya, Warung Makan Afisha.
Selain itu rumah makan ikan bakar yang juga populer di Manado adalah Rumah Makan Bakar Rica di Komo, Dabu-dabu Lemong di Boulevard Dua, Tuna House di Mega Mas, Ocean 27 di Malalayang, Angel Fish di Boulevard, serta Wisata Bahari di Bahu.
Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul Menikmati Menu Ikan Bakar "Sekali Mati" di Manado.
Baca tanpa iklan