Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jadi Tempat Wisata di Surabaya, Hutan Mangrove Ini juga Tempat Mampir Burung dari Belahan Dunia

Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung menikmati Hutan Wisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, Senin (9/2/2015). Pemerintah Kota Surabaya bersama warga secara aktif melestarikan hutan mangrove sebagai sabuk hijau. Dari Mangrove itu oleh warga dijadikan bahan baku produk makanan dan batik.

"Karena Surabaya tidak punya potensi wisata alam, rencana itu harus dilakukan dengan menggandeng swasta," jelasnya.

Pamurbaya menjadi satu lokasi transit berbagai jenis burung pantai yang bermigrasi dari berbagai belahan benua di dunia.

Berdasarkan riset tim pengamat burung, selain dari Siberia, burung pantai juga berasal dari Rusia, Tiongkok, maupun Korea Selatan.

“Ketika di sana sedang musim dingin, tidak ada makanan serta persaingan sesama burung sangat tinggi, maka burung-burung kemudian ke Pamurbaya," kata relawan pengamat burung, Iwan Londo Febrianto.

Pamurbaya, menurut Iwan, bukan tujuan akhir.

Burung-burung itu hanya mampir untuk mengambil bekal makanan, kemudian terbang lagi.

Burung-burung tersebut mencari makan di hutan mangrove dan tambak-tambak warga.

Jenis burung yang transit di Pamurbaya antara lain gajahan pengala, biru laut ekor hitam, biru laut ekor blorok, dan cerek pasir mongolia.

Burung-burung itu terbang dari berbagai negara di belahan bumi bagian utara menuju Australia dan Selandia Baru pada September hingga April.

"Itu pakemnya, tapi karena global warming, jadwal berubah mulai November hingga April," ujarnya.

Jumlah burung yang bermigrasi juga menurutnya berkurang.

Dulu, kata Iwan, dalam satu petak tambak, ada sekitar 3.000, namun saat ini hanya ada 1.000 sampai 500 burung.

Satu penyebabnya adalah berkurangnya area lahan basah karena banyaknya lahan yang digunakan pengembang untuk perumahan. (Kompas.com/Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)