TRIBUNTRAVEL.COM - Surabaya boleh berstatus kota jasa dan perdagangan, namun kota ini tetap memiliki spot wisata alam.
Seluas 200 hektare hutan mangrove di Kecamatan Wonorejo disulap menjadi tempat wisata alam.
Sekaligus sebagai pelengkap ekosistem pantai di kawasan pantai timur Surabaya (Pamurbaya).
Saat ini, pengembangan fasilitas masih terus dilakukan seperti akses jalan dari kayu, pos pantau, dan dermaga.
Termasuk sentra PKL di sekitar pintu masuk yang menyajikan menu khas ikan-ikanan dan sambal.
Untuk masuk ke hutan mangrove tidak perlu membayar.
Bagi pengendara hanya membayar parkir kendaraan.
Pengunjung bisa berjalan-jalan sambil menikmati asrinya hutan mangrove dan berfoto dengan latar belakang hutan bakau ini.
Sarana perahu juga disediakan untuk pengunjung yang ingin mengitari hutan mangrove.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengakui, saat ini wisata hutan mangrove Wonorejo memang belum mendatangkan dampak ekonomi signifikan bagi warga sekitar.
"Saat ini memang belum signifikan dampak ekonominya, tunggu saja dua tahun lagi," katanya belum lama ini.
Tidak hanya sebagai spot wisata alam, keberadaan hutan mangrove, kata Risma, memiliki partisipasi penting melindungi daratan daratan dari rob dan tsunami.
"Dari konteks ekosistem pantai, hutan mangrove juga sebagai rumah yang nyaman bagi ikan untuk berpijah," ungkapnya.
"Serta tempat mampir burung-burung dari berbagai belahan dunia yang bermigrasi," kata dia.
Risma memiliki mimpi menjadikan wisata hutan mangrove menjadi wisata yang terintegrasi dengan wisata Jembatan Surabaya di Pantai Kenjeran dengan sarana kereta gantung.