Kondisi hutan yang begitu lebat membuat suara keras yang dihasilkan tidak terdengar.
Selain itu, endapan tanah yang sebagian besar berasal dari kandungan besi membuat kompas tak berfungsi di sini.
Penduduk setempat mengatakan, jika kebiasan bunuh diri di tempat ini terkait pada mitos abad ke-19.
Pada zaman dahulu, tempat ini menjadi lokasi sempurna bagi keluarga yang ingin meninggalkan orang tuanya yang dianggap sudah tua dan sakit-sakitan untuk mati di sana.
Orang-orang percaya jika hutan ini dihuni roh-roh yang marah karena telah ditinggalkan keluarganya.
Energi negatif yang terakumulasi selama ratusan tahun inilah yang memberi pengaruh orang untuk melakukan bunuh diri.
Beberapa wisatawan yang berkunjung di hutan ini mengaku merasa frustasi dan depresi ketika melintas.
Lainnya merasa seperti ditarik untuk masuk lebih dalam ke hutan.