Breaking News:

Mata Lokal Travel

Dibangun 100 Tahun Lalu, Masjid Jami Arruhama Kepulauan Meranti Miliki 9 Pintu Perlambang Wali Songo

Masjid Jami Arruhama di Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau memiliki 9 pintu berlambang Wali Songo dan sdah dibangun 100 tahun lalu.

|
Dok Tribun Pekanbaru
Masjid Jami Arruhama di Desa Permai, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti , Provinsi Riau. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti telah ditetapkan sebagai pulau terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai pulau terluar banyak yang tidak tahu bahwa ada banyak sejarah di sana.

Satu sejarah yang menarik adalah tempat ibadah umat Islam yang dinamai Masjid Jami Arruhama . Dari data yang dihimpun Tribunpekanbarutravel.com , masjid ini didirikan pada tahun 1920 masehi atau 100 tahun yang lalu oleh seorang tokoh ulama terkenal daerah setempat bernama H Baki Bin H Sulaiman.

Baca juga: Itinerary Maros 1 Hari: Bujet Rp 462 Ribu Berdua, Jelajah Rammang Rammang & Kuliner Coto Dili

Baca juga: Museum Lotus di Lembang Bandung Barat Jawa Barat Wisata Edukasi Baru kawasan The Great Asia Africa

Keberadaan dan nama masjid ini tidak begitu akrab terdengar seperti masjid-masjid tua lainnya. Hal itu disebabkan tata letak masjid terpisah dari pusat kabupaten.

Dijelaskan pengurus Masjid Jami Arruhama , H Jang Sa, letak masjid itu berada di Desa Permai, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Dinding masjid dominan berwana kuning yang dipadukan sedikit warna biru.

Kuning dikatakan Jang memang identik dengan melayu. Dikalanya warna kuning adalah lambang dari kesucian yang hanya boleh digunakan sebagai warna rumah ibadah, istana dan pakaian keluarga kerajaan.

Sedangkan warna hijau juga menjadi warna kebanggaan terhadap budaya melayu yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Baca juga: Liburan Ala Eropa di Jogja: Agrowisata Bhumi Merapi Pakem, Sleman dengan Bangunan Mirip Santorini

Luas lahannya tidaklah terlalu besar. Lebar dan panjang bangunan tidak lebih dari 100 meter. Bentuk atapnya limas betingkat dua, yang diduduki oleh satu kubah besar, dan satu kubah kecil. Kubah utama ditopang oleh empat tiang di dalamnya.

Yang cukup menarik dan unik terlihat dari fisik Majid Jami Arruhama dengan sembilan pintu utama yang memiliki simbol tersendiri oleh pendirinya.

Jang menceritakan, keberadaan sembilan pintu tersebut menggambarkan sembilan wali asal tanah jawa yang terkenal hingga ke tanah melayu pada abad ke 14 silam.

2 dari 3 halaman

"Itu arti sembilan pintu menggambarkan sembilan orang Walisongo dari tanah jawa. Sementara empat tiang di dalam masjid melambangkan empat mazhab terbesar yang sering diikuti, yang terdiri dari Mazhab Maliki, Hanafi, Hambali dan Syafi'i," ungkapnya.

Simbol yang tertuang dalam struktur Masjid Jami Arruhama sepenuhnya berasal dari pemikiran pendirinya H Baki Bin H Sulaiman.

Tak tangung-tanggung, untuk membangun masjid tua dan bersejarah tersebut, H Baki dibantu oleh temannya warga tionghoa asal negara seberang yang bernama King Kok.

Baca juga: Rekomendasi Pernak-pernik dari Perajin Solo yang Cocok Buat Oleh-oleh

Hal ini memang erat kaitannya dari sejarah Kepulauan Meranti yang dikenal sebagai daerah perdagangan, dimana banyak padagang asal Tiongkok yang dulunya singgah di Kepulauan Meranti sebagai daerah perbatasan.

"Dalam membangun masjid ini H Baki dibantu oleh temannya berasal dari negara Singapura. Namanya King Kok orang china," ungkapnya.

Setelah selesai dibangun, imam pertama Masjid Jami Arruhama dimpin oleh H Muhammad Yunus Nasution. Diungkapkan Jang, ketika itu H Yunus memang dikenal sebagai pengajar dan alim ulama asal Sumatra Utara.

Ketika itu diungkapkannya, Masjid Jami Arruhama juga dijadikan sebagai pusat kegamaan oleh warga Pulau Rangsang . Seluruh warga rangsang belajar agama di sana. "Gurunya itu adalah H Yunus yang juga merangkap sebagai imam," ujarnya.

Namun setelah masuk pada tahun 1938 H Yunus meninggalkan Pulau Rangsang , dan memutuskan pindah dan menetap di Selatpanjang yang kini sebagai pusat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Baca juga: Liburan Ala Eropa di Jogja: Agrowisata Bhumi Merapi Pakem, Sleman dengan Bangunan Mirip Santorini

Ditinggal pergi oleh sang imam, pengurus masjid yang dipimpin oleh H Baki melimpahkan tanggung jawab imam kepada Abdulrrahman Bin Jamaludin, Dahlan Bin H Wahid, Abdul Rahman Bin Gebut. Begitu juga setelah H Baki wafat, kepengurusan masjid berpindah kepada anaknya, yakni H M Ali Bin H Baki.

Hingga saat ini keberadaan masjid masih menjadi dambaan warga setempat. Apalagi saat Ramadan. Selain hidupnya shalat lima waktu secara berjamaah, tarawih, juga aktifitas tadarus dan i'tikaf berlangsung dalam satu bulan penuh.

3 dari 3 halaman

(TribunTravel.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Masjid Jami ArruhamaKepulauan MerantiRiauMataLokalTravel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved