Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

KAI 71

KAI 71 - Nggak Nyangka! Sejarah Kereta Api Berasal dari Kota Ini, Panjang Rute Capai 26 Km

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kereta api

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina

TRIBUNTRAVEL.COM - Kereta api merupakan satu di antara moda transportasi yang menjadi pilihan masyarakat.

Selain karena tarifnya yang cukup terjangkau, kereta api dapat mengantar penumpang dengan durasi waktu yang lebih cepat daripada transportasi darat lainnya.

Di Indonesia, kereta api dikelola oleh PT Kereta Api Persero atau PT KAI.

Bicara soal kereta api, Rabu (28/9/2016) hari ini, PT KAI sedang merayakan hari jadi ke-71.

Siapa sangka, kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pembangunan jalur kereta api di Desa Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, Kabupaten Semarang.


KITLV

Dikutip TribunTravel.com dari akun Twitter PT KAI, pembangunan jalur kereta api ini dimulai dengan pencangkulan pertama pada 17 Juni 1864.

Pencangkulan pembangunan jalur kereta api dilakukan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele.


KITLV

Diprakarsai oleh perusahaan kereta api Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), akhirnya jalur kereta api sepanjang 26 km dengan rute Kemijen-Tanggung pun rampung dikerjakan.

Selanjutnya pembangunan jalur kereta api pun bertambah.

NISM kemudian membangun jalur kereta api dengan rute Semarang-Surakarta pada 10 Februari 1870.

Dengan rute sepanjang 110 km, jalur tersebut digunakan untuk pengangkutan hasil bumi, di antaranya kopi, tembakau, teh, gula, dan lainnya.

Selain di Pulau Jawa, jalur kereta api juga dibangun di Banda Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi Selatan (1922).

Sementara pada masa penjajahan Jepang, beberapa jalur kereta api juga dibangun, di antaranya rute Bayah-Cikara (83 km) di Lebak, Banten dan Muaro-Pekanbaru (220 km) di Riau.

Namun pada 1942-1943, sebagian rel tersebut dibongkar oleh Jepang dan dibawa ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di sana.

Halaman
12